Memang pendekatan secara Struktural oleh para pendakwah Islam ini terjadi tidak hanya di wilayah Tanah Jawa saja akan tetapi hampir di semua pulau di Nusantara oleh karena cara itulah yang jauh lebih cepat mengakar dan tentu terlegitimasi oleh para penguasa daripada jalan pendekatan kultural saja.
Misalnya langkah yang dilakukan oleh Sultan Malikus Saleh setelah menerima Islam dari kerajaan Samudara Pasai di Pulau Sumatera, dan juga Sultan Alauddin setelah memeluk Islam dari kerajaan Gowa di Pulau Sulawesi, Sultan Suriansyah juga setelah memeluk Islam dari kerajaan Banjar di Pulau Kalimantan serta Sultan Zainal Abidin di saat pertama kali memeluk Islam dari Kerajaan Ternate di Pulau Maluku dan lain sebagainya.
Demikian pula ternyata di abad itu pengaruh Walisongo pun ( Pendekatan Struktural maksudnya ) sesungguhnya memang sudah pernah dicoba masuk di tanah Bali yaitu ketika sempat berlabuhnya armada perang delegasi dari Giri Kedaton ( Sunan Giri IV ) yang bernama Sunan Prapen yang datang ke Buleleng sekitar tahun 1605 untuk menyebarkan dakwah Islam tapi tidak terlalu lama ( tidak sempat meluas pengaruhnya ), kemudian beliau justeru melanjutkan misinya ke pulau Lombok, pulau Sumbawa / Bima dan berhasil menaklukannya.
Baca Juga:10 Kata Kata Mutiara Islami Tentang Kematian, Pengingat Akan AkhiratIde Kostum Walisongo dan Adat Jawa Untuk Acara Adat dan Perayaan Besar Islam
Jadi pengaruh Walisongo di Bali hanya sebatas jalur pendekatan Kultural oleh beberapa pengikut Sunan Prapen yang pernah menetap di Buleleng ketika itu. Bahkan mereka lah yang pertama kali membangun tempat ibadah yang menjadi cikal bakal bangunan masjid jami’ Singaraja saat ini.
Memang di Bali pengaruh Sunan Prapen ( utusan Sunan Giri ) ini tidak berkembang sesuai yang diharapkan, karena armada beliau yang semula rencananya ingin menaklukkan Bali namun tidak sempat melancarkan serangan ke jantung pertahanan Bali ( Gelgel ) dikarenakan Gelgel saat itu terlalu kuat untuk dihadapi oleh pasukan sekelas armada perang Sunan Prapen.
Sehingga niat itu pun kemudian diurungkan dan tak pernah lagi berulang sampai era Gelgel runtuh dan itu juga yang menunjukan bahwa di Bali tidak pernah sekali pun adanya masuk pengaruh Islam ( Walisongo) lewat jalur penaklukan seperti halnya di Pulau Lombok dan di pulau Sumbawa/ Bima.