Menurut Ernest, tahun ini harga emas pernah anjlok di kisaran US$1.890 sampai US$1.870 per troy ons. Meski tergolong jarang, kejatuhan harga emas itu bisa jadi referensi untuk membuka posisi beli saat harga emas kembali turun beberapa saat mendatang.
Dijelaskan Ernest, sampai akhir tahun 2023, harga emas diprediksi ditutup dengan angka bagus yakni sekitar US$1.900 per troy ons. Apalagi, menjelang akhir tahun ini bakal ada hari raya Diwali di India pada November mendatang.
“Pengaruhnya, India adalah negara konsumen emas kedua setelah China. Saat perayaan Diwali itulah, masyarakat India butuh emas banyak untuk dihadiahkan ke kerabatnya. Jadi angpaonya buka uang tapi isi emas,” jelas Ernest.
Baca Juga:37 Pembeli Rumah The Golden Mansion Ikuti Akad Kredit MasalBerusia Lebih dari 400 Tahun, Pencucian Peti Sikuntul Berlangsung Sakral
Ernest menambahkan, berbisnis di perdagangan berjangka komoditi bisa ambil peluang di banyak momen. Bukan hanya saat harga komoditi naik, tetapi juga saat harga komoditi turun.
“Kita harus bisa kombinasikan antara momen saat turun dan momen ke depan. Untuk trader jangka panjang bisa meraih harga besar. Itu akan kita bisa mendapatkan peluang selisih harga jual dan harga beli yang sangat besar, dengan melihat yang telah terjadi di 2 tahun terakhir,” pungkasnya. (*)