CIREBON, RAKCER.ID– Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin meningkat di Gunung Lawu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Saat ini, kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Gunung Lawu seluas 30 hektar telah terbakar.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Operasional Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah yang terkena dampak meliputi Desa Girimulyo di Kecamatan Jogorogo.
Baca Juga:G-Dragon BIGBANG dikabarkan Bergabung dengan Warner Music setelah Hengkang dari YG EntertainmentRayakan Ulang Tahun ke 100 Walt Disney Company akan Luncurkan Film ‘Wish’: Begini Sinopsisnya
Hari ini, 10 Februari, BNPB dijadwalkan berangkat ke Ngawi untuk melakukan water bombing. Bantuan ini merupakan jawaban atas kesulitan yang dihadapi saat memadamkan api secara fisik.
Komandan Satgas Hutan dan Lahan dan Kebakaran serta Kehutanan BKPH Lawu Utara, Letkol Arm Didik Kurniawan, seperti dikutip Radar Ngawi kemarin (1/10).
Lokasi kebakaran yang menjadi sasaran bom udara terus dijaga. Daerah yang kebakarannya masih meluas, dekat hutan produktif, dan tidak jauh dari pemukiman warga merupakan kandidat yang potensial. “Yang mana duluan? Karena apinya masih meluas, kita masih menunggu sampai menjadi titik api,” kata Dandim 0805 Ngawi.
Sedikitnya 250 pekerja gabungan berupaya memadamkan api dengan menggunakan teknik manual dan alat dasar.
Untuk mempersiapkan penyebaran ayam merah, BPBD tiga wilayah Madiun Raya dan BPBD Jawa Timur (Jatim) bahu-membahu membangun jalan selebar 4 meter.
Satgas Hutan dan Kehutanan BKPH Lawu Utara berjuang bersama TNI, Polri, LMDH, Tagana, dan warga, tandasnya.
Penyebab kebakaran Gunung Lawu
Kebakaran yang menghanguskan ratusan hektar lahan dan pohon pinus ini telah berkobar selama lebih dari 4 hari, dan hingga malam ini pihak berwenang, masyarakat, dan petugas bencana masih belum mampu memadamkan titik api.
Baca Juga:Putri Ariani Raih Juara 4 America’s Got Talent 2023 : Ternyata Segini Hadiah yang DiterimaTampil Di Crazy Horse Prancis Lisa BLACKPINK Tuai Pro dan Kontra Penggemar
Pemandangan mengerikan seekor “naga api” yang menggeliat tertiup angin di Gunung Lawu, Magetan, juga mengingatkan kita pada tragedi kebakaran yang menghancurkan kota Lahaina, Pulau Maui di Hawaii pada awal tahun 2023 yang menewaskan kurang lebih seratus orang, belum termasuk hilangnya harta benda dan rumah mereka.
Semua orang pasti akan menjawab bahwa El Nino adalah faktor utamanya.
Fenomena El Nino saat ini diketahui berdampak pada semua negara, bahkan negara yang memiliki empat musim berbeda.
El Nino ditandai dengan pemanasan permukaan laut Samudera Pasifik yang berlebihan dan tidak biasa. Panas ekstrem kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.