Ekonomi Syariah dan Industri Halal: Mesin Pertumbuhan Ekonomi Baru Indonesia di Tingkat Global

Industri Halal
Pentingnya industri halal juga tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi. Foto: Pinterest/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Indonesia semakin menempatkan dirinya sebagai pemain kunci dalam ekonomi syariah dan industri halal, memandangnya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru yang kuat, baik di tingkat domestik maupun global.

Untuk itu dalam artikel kali ini kami akan membahas informasi secara legkap mengenai Ekonomi syariah dan Industri Halal yang merupakan salah satu musin baru dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia di tingkat global. Yuk Simak informasi selengkapnya.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam acara Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2023 di Jakarta.

Baca Juga:OJK Merilis Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Industri Perasuransian 2023-2027 Guna Tingkatkan Kepercayaan Masyarakan Terhadap AsuransiIni Fitur Terbaru yang Disediakan WhatsApp! Bikin Privasi Pengguna Semakin Oke

Berikut Peran Ekonomi Syariah dan Industri Halal dalam Pertumbuhan Ekonomi Global di Indonesia:

Salah satu faktor kunci yang mendorong pertumbuhan industri ini adalah potensi pasar halal yang sangat besar. Menurut data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, pada tahun 2020, jumlah penduduk Muslim di dunia mencapai 1,9 miliar jiwa, dan diproyeksikan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia pada 2030. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk Muslim ini, permintaan terhadap produk dan jasa halal juga terus meningkat.

Indonesia, dalam konteks ekonomi syariah, telah menunjukkan kemajuan signifikan di panggung global. Berdasarkan laporan The State of the Global Islamic Economy 2022, Indonesia meraih peringkat kedua di sektor makanan halal pada tahun 2022, naik dari peringkat keempat pada tahun 2021.

Di sektor modest fashion, Indonesia mempertahankan peringkat ketiga dari tahun 2021 hingga 2022. Meskipun pada sektor farmasi terjadi penurunan, Indonesia masih berada di peringkat kesembilan pada tahun 2022.

Sektor ini juga memiliki dampak positif pada perdagangan internasional Indonesia. Menurut laporan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 yang disampaikan oleh Bank Indonesia, pada tahun 2020, Indonesia mengekspor produk halal senilai 46,7 miliar dolar AS, termasuk makanan, fashion, farmasi, dan kosmetik ke pasar global.

Sementara itu, nilai impor produk halal pada tahun yang sama mencapai 14,5 miliar dolar AS. Ini membuat Indonesia dikenali sebagai net exporter produk halal.

Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan industri halal yang diharapkan, kolaborasi dan sinergi antara semua pemangku kepentingan adalah kunci. Sinergi ini diperlukan untuk menciptakan ekosistem pendukung pertumbuhan industri halal nasional, sehingga Indonesia dapat mencapai proyeksi pertumbuhan yang telah ditetapkan.

0 Komentar