Selain itu, ada juga penurunan produksi padi secara nasional pada bulan yang sama, yaitu September 2023, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi padi secara nasional berkurang sekitar 49.863 ton atau sekitar 1,15 persen. Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur adalah beberapa provinsi yang paling terdampak dalam hal penurunan produksi.
Kondisi ini memicu kekhawatiran tentang pasokan beras dalam negeri dan menyoroti pentingnya mengelola pasokan beras dengan lebih bijaksana.
Mohammad Faisal, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, mengemukakan bahwa sebelum melakukan impor, pemerintah perlu memeriksa kondisi domestik dengan lebih cermat dan memaksimalkan pasokan beras dari masing-masing daerah produksi yang mungkin masih memiliki stok. Faisal juga menyarankan agar pemerintah menghitung dengan cermat kuantitas impor dan menghindari impor yang berlebihan.
Baca Juga:AI Generatif dan Transformasi Digital: Masa Depan Hiburan dan Media di IndonesiaGibran Rakabuming Raka: Kartu Truf Prabowo Subianto untuk Menarik Suara Pemilih Muda di Pilpres 2024
Dalam menghadapi tantangan ini, solusi jangka panjang dapat mencakup langkah-langkah seperti peningkatan produktivitas pertanian, dukungan teknologi modern untuk petani, dan perbaikan rantai pasok pangan.
Dengan pendekatan yang bijaksana dan koordinasi yang baik, Indonesia dapat mengatasi ketidakpastian harga beras dan memastikan ketersediaan beras yang memadai bagi seluruh masyarakat.
Demikian informasi selengkapnya mengenai dampak El Nino dan kebijakan impor beras Indonesia berikut kondisi terkini dan solusinya. (*)