“Engine masih sehat, masih bisa ke Semarang, Surabaya, tetapi hanya untuk kecepatan maksimal di angka 100 km/jam. Ini lokomotif paling tua yang di cat vintage di seri nya,” ungkap Dicky.
Disebutkan Dicky, saat ini Daop 3 sendiri memiliki 14 lokomotif, yang terdiri dari dua seri.
10 unit merupakan lokomotif dengan seri 206 yang merupakan generasi ke tujuh tahun produksi 2013, dan empat unit lain merupakan seri 201, generasi kedua yang keempatnya dibuat pada tahun 1977.
“Semua masih aktif,” ucap Dicky.
Baca Juga:Momen 10 November, Teh Rinna Silaturahmi dan Dengar Cerita Heroik Veteran Perempuan Kota CirebonDPRD Kota Cirebon Usulkan 3 Nama untuk PJ, Kadis Provinsi hingga Pejabat Kementerian
Dijelaskam Dicky, lokomotif dengan livery vintage ini merupakan bentuk adaptasi, sekaligus wujud edukasi kepada masyarakat mengenai sejarah, dan identifikasi awal perkembangan tekonologi kereta api di Indonesia.
Sehingga kedepan masyarakat kembali bernostalgia dengan corak KA di era tahun 1953-1991, dan bagi generasi muda, bisa mengetahui, bahwa sebelum bercorak seperti saat ini, lokomotif KA berwarna krem hijau tua dengan logo roda sayap.
“Transportasi KA ini, salah satu moda yang sudah ada di Indonesia sejak 1864, harus terus kita jaga dan kembangkan. Maka sejarah perjalananya harus kita kenalkan, salahsatunya, dengan menghadirkan kembali corak livery vintage ini,” kata Dicky.
Repaint lokomotif, dengan corak livery vintage ini tidak lepas dari kontribusi Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), yang mendorong pelestarian sejarah perkereta apian di Indonesia.
Ketua Umum IRPS, Ricki Dwi Agusti menambahkan, kegiatan sosialisasi dan edukasi sejarah, termasuk preservasi aset-aset lama, menjadi salahsatu fokus dari IRPS, sehingga kedepan, kekayaan sejarah perkembangan perkereta apian Indonesia, bisa dikenal oleh generasi penerus.
“IRPS akan terus bersinergi dan berkolaborasi dengan KAI, melalui kegiatan edukasi sejarah perkeretaapian kepada masyarakat luas dengan harapan dapat menambah rasa cinta dan kepedulian pada perkembangan kereta api dari dulu hingga kini,” kata Ricki. (sep)