RAKCER.ID – Calon Presiden (Capres) Anies Rasyid Baswedan berkunjung ke Kota Cirebon, Sabtu (9/12/2023). Kehadiran mantan Gubernur DKI Jakarta disambut suka cita para pendukungnya.
Ada tiga tempat yang dijadikan lokus kedatangan Anies di Kota Cirebon. Pertama di Ponpes Cibogo untuk bertemu para kyai sepuh Cirebon dan sapa warga setempat.
Kedua, kawasan Keraton Kasepuhan. Anies bertemu dengan para bangsawan keraton kemudian melakukan orasi publik di hadapan massa yang sudah memadati Alun-alun Sangkala Buana.
Baca Juga:IAIN Cirebon Digitalisasi Bisnis BLU, Rektor Sebut Revolusi DimulaiDekan FUA dan FEBI Tancap Gas dalam Meningkatkan Kinerja ASN Melalui e-Kinerja
Ketiga, Anies bertemu dengan para tokoh etnis Tionghoa Cirebon di Vihara Dewi Welas Asih. Anies menyampaikan misinya untuk meratakan keadilan dan kesempatan yang sama pada semua golongan.
Dalam kesempatan kunjungan di tiga tempat di Kota Cirebon tersebut, Anies selalu menyerukan misi perubahan. Hal ini sebagai respon atas fakta terkini yang terjadi di tengah masyarakat.
Yakni harga sembako yang mahal, sulitnya mencari lapangan kerja, akses pendidikan yang terbatas, hingga penegakan hukum timpang serta praktik korupsi yang masif.
Semua persoalan itu dilontarkan Anies kepada masyarakat yang ditemuinya. Lantas mempertanyakan, apakah situasi tersebut mau dilanjutkan atau harus ada perubahan?
“Banyak urusan mendasar tidak diselesaikan. Apakah beras harganya mahal? Kita ingin harga beras kembali murah,” jelas Anies.
Kemudian Anies pun berseru tentang akses pendidikan yang merata serta penegakan hukum yang berkeadilan bagi semua warga negara Indonesia.
Namun untuk melakukan perubahan yang dimaksud, Anies menyebut tak bisa hanya lewat orasi atau demonstrasi. Melainkan melalui kewenangan.
Baca Juga:Rektor IAIN Cirebon Siap Dorong Peningkatan Branding dan Kreativitas Pemasaran Pendidikan Tinggi Keagamaan233 Ribu BTS Telkomsel Disiagakan pada Momen Natal dan Tahun Baru
Anies mencontohkan fakta yang terjadi di Jakarta. Yakni persoalan Alexis, tempat prostitusi yang keberadaannya sudah lama diprotes warga, namun tak kunjung ditutup.
Lalu, saat dia menjabat Gubernur DKI Jakarta, Alexis dengah mudah ditutup melalui surat keputusan gubernur tentang pencabutan izin usaha Alexis.
“Untuk melakukan perubahan tidak bisa pakai demonstrasi, tidak cukup pakai protes. Contoh Alexis, didemo berkali kali tidak bisa ditutup. Punya beking yang kuat. Ketika ganti gubernur, Alexis ditutup cukup selembar kertas dan satu tanda tangan,” kata dia.
Sebab itulah, Anies berseru jika masyarakat menghendaki adanya perubahan, maka dirinya dan Muhaimin Iskandar mengaku siap menjalankan mandat tersebut.