Namun ada juga satu menu yang menjadi icon dari Nasi Jamblang yaitu balakutak hideung. Balakutak hideung adalah cumi cumi atau sotong yang berkuah kental dan dimasak bersamaan dengan tintanya sehingga berwana hitam.
“Jadi kekahasan Nasi Jamblang itu pertama dari lauk pauknya itu sangat komplit. Kedua memakai bungkus daun jati. Daun jati itu punya fungsi untuk mempertahankan cita rasa itu lebih lama,” kata Rieza.
Dijelaskan Rieza, Nasi Jamblang tempo dulu bahkan dimasak pakai kayu bakar. Teknik ini juga masih dipraktikan sebagian warung Nasi Jamblang di Kecamatan Jamblang.
Baca Juga:Pemilu 2024 Jangan Golput, Saatnya Generasi Muda Beri Kontribusi bagi DemokrasiVolunteer dari Perancis Bikin Suasana Belajar di IPB Cirebon Makin Dinamis
“Kan kalau tempo dulu dimasak di pawon (dapur tungku) dan pakai kayu bakar. Kayu bakar itu menambah smoky, panasnya stabil dan bikin tidak mudah basi,” jelasnya.
Kini, Nasi Jamblang jadi identitas Cirebon. Banyak artis, pengusaha bahkan pejabat berburu Nasi Jamblang saat mampir ke Cirebon. Nasi jamblang sering pula dijadikan hidangan ramah tamah di berbagai acara.
Saat ini, ada beberapa tempat makan nasi jamblang yang patut dijadikan referensi saat kulineran di Cirebon. Antara lain Nasi Jamblang Mang Dul di Jalan Pekiringan, Nasi Jamblang Ibu Nur di Jalan Cangkring atau Nasi Jamblang Pelabuhan di kawasan Pelabuhan Cirebon.
Selain itu, tersebar pula banyak warung-warung Nasi Jamblang di seputaran Cirebon. Terutama di daerah asalnya, yaitu Kecamatan Jamblang. Sama-sama enak dan mudah dijumpai. (*)
*Berita ini merupakan hasil liputan kelompok mahasiswa Institut Prima Bangsa (IPB) Cirebon:
1. Rayhan Noer Syamsi (125220026)
2. Umi Robiatul Adawiyah (12522018)
3. Elza Anindita Sugiarto (12522033)
Dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia dosen pengampu Tria Aditia Nugraha, M.Pd.
Dan telah dipublikasikan di Koran Rakyat Cirebon edisi Jumat, 5 Januari 2024 halaman 7 dengan judul ‘Mengulik Sejarah, Keunikan dan Cita Rasa Nasi Jamblang’.