CIREBON, RAKCER.ID – Kelompok ISIS mengklaim keterlibatan dalam serangkaian pengeboman yang mengakibatkan kematian minimal 87 orang di Iran pada hari Rabu (3/1/2024).
Jumlah korban tewas dalam kejadian bom di Iran tersebut telah direvisi oleh pemerintah Teheran dari jumlah sebelumnya yang mencapai 103 orang.
Berdasarkan laporan dari AFP pada hari Minggu (7/1/2024), ISIS menyatakan bahwa dua anggotanya meledakkan bom yang tersembunyi dalam rompi di tengah kerumunan massa yang berkumpul di Kerman, wilayah Tenggara Iran.
Baca Juga:Hasil Inter Milan vs Hellas Verona di Serie A 2023/2024: Lautaro Martinez Menjadi Pembuka Keran GolOPPO A2 Pro Hadir dengan Layar Melengkung dan Harganya Murah Mulai dari 3 Jutaan
Kumpulan orang tersebut berkumpul untuk mengenang Jenderal Qassem Soleimani yang tewas akibat serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) di Irak pada tahun 2020.
Juru bicara Gedung Putih yakni John Kirby, menyatakan kepada wartawan bahwa AS tidak meragukan klaim yang disampaikan oleh ISIS.
Pihak AS meyakini bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan bom di Iran yang terjadi pada hari Rabu tersebut.
“Mereka bertanggung jawab atas serangan pada hari Rabu,” demikian yang dikutip oleh Reuters.
“Kejadian bom di Iran ini nampaknya merupakan serangan teroris, sesuai dengan pola yang pernah dilakukan oleh ISIS sebelumnya, dan ini adalah asumsi kami saat ini,” tambah seorang pejabat senior dari pemerintahan Biden yang dikutip oleh AFP.
Sebelumnya, berdasarkan laporan IRNA, para penyelidik di Iran menyebut bahwa dua bom meledak di Kerman, yang kemungkinan besar dilakukan oleh pelaku bom bunuh diri.
Soleimani sendiri merupakan tokoh militer Iran yang bertanggung jawab atas operasi luar negeri dari Garda Revolusi.
Baca Juga:Prediksi Inter Milan vs Hellas Verona di Serie A 2023/2024: Inter Milan Menang di Kandang Sendiri?BPR Wijaya Kusuma Menambah Jumlah Bank yang Bangkrut di Awal Tahun 2024
Kelompok ekstremis Sunni ISIS, diketahui sering melakukan serangan di Iran, yang mayoritas penduduknya menganut paham Syiah.
Iran sebelumnya telah menjadi sasaran serangan mematikan oleh kelompok militan lainnya.
Terjadi pembunuhan terhadap pejabat dan ilmuwan nuklir yang diyakini dilakukan oleh “musuh bebuyutan” mereka, yaitu Israel.
Respon Pemerintah Iran usai Kejadian Bom di Iran
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Iran yakni Ahmad Vahidi, mengumumkan rencana penguatan keamanan di perbatasan yang rawan dengan Afghanistan dan Pakistan.
Dia mengidentifikasi “titik-titik prioritas yang perlu ditutup di sepanjang perbatasan” kedua negara tersebut, yang kerap menjadi jalur bagi kelompok militan, penyelundup narkoba, dan imigran ilegal.