Meta telah memanfaatkan tenaga kerja murah, tidak terampil, dan tidak terlindungi, seperti moderator konten, pekerja gudang, dan pekerja kontrak, yang harus bekerja dalam kondisi yang buruk, berisiko, dan tidak manusiawi.
Meta juga telah mengorbankan privasi, keamanan, dan martabat pengguna dan komunitas mereka, terutama yang rentan dan terpinggirkan, seperti anak-anak, perempuan, LGBTQ+, minoritas, dan aktivis, yang sering menjadi sasaran pelecehan, penipuan, pencurian identitas, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Meta tidak memiliki akuntabilitas, tanggung jawab, atau etika yang memadai
Meta, melalui produk-produknya, telah menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki akuntabilitas, tanggung jawab, atau etika yang memadai, untuk mengelola dan mengembangkan teknologi yang berdampak besar bagi kemanusiaan.
Meta telah melakukan hal-hal berikut:
Baca Juga:Menakutkan! Mark Zuckerberg Ingin Buat AI setara Manusia, Para Ahli KhawatirZuckerberg Takut Kiamat? Lihat Isi Bunker Mewah Rp 4,2 Triliun di Hawaii
Meta telah menghindari atau menolak untuk bertanggung jawab atas dampak dan konsekuensi produk-produk mereka, dengan menggunakan strategi-strategi seperti menyangkal, menyerang, membalikkan, atau menunda.
Meta telah mengabaikan, mengecilkan, atau membantah bukti-bukti dan laporan-laporan yang menunjukkan bahwa produk-produk mereka berbahaya atau bermasalah. Meta juga telah menyalahkan atau menyerang para pengkritik, korban, atau regulator yang menuntut perubahan atau pertanggungjawaban dari Meta.
Meta juga telah membalikkan atau menunda tanggung jawab mereka, dengan mengklaim bahwa mereka adalah korban, atau bahwa mereka membutuhkan waktu dan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Meta telah mengabaikan atau melanggar standar-standar etika, hukum, dan sosial yang berlaku, dengan menggunakan dalih-dalih seperti inovasi, pertumbuhan, atau kebebasan. Meta telah mengorbankan nilai-nilai dan prinsip-prinsip etis, seperti keadilan, kebenaran, kebaikan, dan keindahan, demi tujuan.