Ide ini muncul ketika Joseph mengingat kontribusi dan kebaikan temannya saat mereka berada di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman. Hal ini menyebabkan terciptanya nama Joger.
Dari satu toko di Jalan Sulawesi, membuka toko lain di jalan yang sama dan toko ketiga di daerah Kuta.
Pada tanggal 7 Juli 1987, ia mengambil keputusan untuk menutup dua toko Joger di Denpasar.
Baca Juga:Kisah Sewa Pacar: Mengisi Waktu, Menuai KeuntunganPenjualan McDonald’s dan Starbucks Kian Lesuh Imbas Aksi Boikot?
Hanya toko Joger di Jalan Raya Kuta, Kuta, yang masih dipertahankan.
Joger’s Factory of Words telah dikenal dengan nama tersebut sejak tahun 1990-an hingga sekarang.
“Saya menjalankan bisnis tanpa mengandalkan strategi, kiat, siasat, dan trik. Namun, saya lebih memprioritaskan sikap hidup yang jujur, ramah, rajin, aktif, dan bertanggungjawab. Inisiatif juga merupakan hal yang sangat penting bagi saya,” ungkapnya.
Dia juga menyarankan kepada pengusaha untuk terbiasa berpikiran positif sebelum, selama, dan setelah melakukan apa pun.
“Oleh karena itu, marilah kita bersatu dengan kuat dan memiliki tekad yang lebih kuat. Ini adalah moto kami untuk tahun ini,” ujar pria yang kini telah memiliki tiga orang cucu ini.