Walaupun begitu, kenyataannya adalah bahwa banyak orang dapat mengambil kesimpulan tentang status sosial seseorang hanya dari penampilan wajahnya, yang dapat mengakibatkan dampak negatif, terutama dalam hal bias dan penilaian. Sebagai contoh, individu yang memiliki ‘wajah kaya’ kerap kali diperlakukan dengan lebih baik daripada orang lain.
Menurut Rule, persepsi tentang kelas sosial yang didasarkan pada wajah dapat memiliki dampak yang signifikan… Kita semua mengetahui tentang siklus kemiskinan yang dikenal dan hal ini dapat berkontribusi pada fenomena tersebut.
warga negara ini dianggap sebagai yang paling bahagia di dunia, meskipun membayar pajak yang tinggi, yaitu 56%.
Baca Juga:Hermes Buat Sejarah: Rekor Bonus Rp 67,3 Juta untuk 22.000 KaryawanFenomena Baru: Chaebol Muda Korea Memilih Karir di Industri K-Pop
Faktor wajah dapat mempengaruhi tingkat kesuksesanPara peneliti juga mencoba untuk memprediksi bagaimana kesan kaya atau miskin yang ditampilkan melalui fitur wajah mempengaruhi interaksi sosial di dunia nyata. Mereka meminta para mahasiswa untuk melihat serangkaian foto dan menebak siapa di antara mereka yang lebih mungkin mendapatkan pekerjaan sebagai akuntan. Lebih sering, mereka menebak bahwa mereka yang berasal dari kelas atas akan menjadi akuntan. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap kekayaan atau kemiskinan dapat melanggengkan bias sosial.
Disimpulkan bahwa pada akhirnya, persepsi kelas sosial berdasarkan penampilan seseorang dapat menimbulkan konsekuensi yang serius.
“Rule mengatakan bahwa kita sedang membicarakan tentang siklus kemiskinan, dan hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang memicu siklus tersebut.”