RAKCER.ID – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung mensinyalir penyelesaian banjir di Kota Cirebon hanya bisa dilakukan dengan mengintervensi daerah sekitarnya.
Lantaran Kota Cirebon tidak memiliki lahan yang cukup untuk dibuatkan penampung air saat puncak musim hujan. Sehingga genangan air tidak bisa dialirkan selain ke sungai.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro mengatakan, secara prinsip pencegahan dampak banjir perkotaan dapat dilakukan dengan dua cara.
Baca Juga:MES dan BI Cirebon Sinergi Perkuat Literasi Ekonomi SyariahFEBI IAIN Cirebon Kembangkan Minat dan Bakat Kewirausahaan bagi Mahasiswa
Pertama membuat penampung air berupa embung. Cara ini urung dilakukan lantaran lahan terbuka di Kota Cirebon sangat terbatas. Andai bisa dibangun, itupun harus di luar wilayah Kota Cirebon.
“Kalau di Kota Cirebon ini lahannya terbatas. Kemungkinan kalau harus dibikin embung itu di daerah lain yang sungainya mengalir ke Kota Cirebon,” jelas Dwi.
Karena itu dibutuhkan kolaborasi antar pemerintah daerah di wilayah kerja BBWS Cimanuk-Cisanggarung. Dengan demikian, upaya pengendalian banjir dapat secara cepat ditangani.
Kedua, kata Dwi, yakni dengan mengalirkan debit air di Kota Cirebon ke sungai-sungai yang bermuara langsung ke laut. Cara ini dinilai paling pas per saat ini.
Sebab, Kota Cirebon merupakan hilir dari beberapa sungai yang hulunya ada di daerah sekitarnya. “Ini yang kami lakukan bekerja sama dengan teman-teman di kota (Pemda),” katanya.
Skenarionya, kata Dwi, yakni dengan membersihkan drainase, menutup dan membuat drainase baru, kemudian mengalirkan airnya ke sungai yang bermuara di laut.
“Di titik tertentu, BBWS menutup drainase yang kalau dibiarkan drainase itu menyebabkan banjir. Lalu kita pompa airnya ke sungai,” katanya.
Baca Juga:IAIN Cirebon dan Fatoni University Sepakati Kerjasama Penguatan Kajian Keislaman dan KemanusiaanFUA IAIN Cirebon Adakan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi International Mobility Program 2024
Dwi mencontohkan, banjir di Jalan Cipto dapat diselesaikan dengan menutup Bendungan Cikadal. Lalu air dialirkan ke Sungai Suba.
“Sementara air yang Jalan Cipto, kota sudah punya solusinya. Yaitu pakai pompa,” jelas dia.
Namun begitu, sambung Dwi, kerja sama multi pihak dalam penanganan banjir perlu dilakukan. Sebab SDM BBWS Cimanuk-Cisanggarung terbatas jumlahnya.
“Kalau ada kepala daerah yang punya semangat yang sama itu kami senang. Karena ini untuk kepentintan bersama,” pungkas Dwi. (*)