CIREBON, RAKCER.ID – Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, Jepang dan Inggris resmi mengalami resesi. Kedua negara telah mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi selama dua kuartal berturut-turut.
Kontraksi konsumsi rumah tangga menjadi penyebab utama perekonomian Jepang dan Inggris terjerumus ke dalam resesi, kata Sunarso, Direktur BRI. Ia menghimbau agar Indonesia berhati-hati, apalagi resesi Jepang berdampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Sunarso menjelaskan jika sektor riil terdampak resesi di Jepang dan Inggris, hal tersebut perlu diwaspadai. Elastisitas pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Jepang tinggi dibandingkan Inggris.
Baca Juga:Peluang dan Tantangan Bisnis Auto Care di IndonesiaStrategi Pemasaran Efektif untuk Bisnis Auto Care kamu
Oleh karena itu, hal ini bisa berdampak lebih dalam terhadap perekonomian Indonesia jika terjadi keributan di Jepang. Namun dampak resesi di Inggris relatif rendah dan sudah mengalami resesi sejak Februari lalu.
Di masa lalu, Amerika mempunyai pengaruh paling besar terhadap perekonomian Indonesia, namun situasinya berbeda saat ini. Pengaruh Tiongkok saat ini lebih dominan dibandingkan AS.
Oleh karena itu, tingkat elastisitas pertumbuhan ekonomi Indonesia terhadap Tiongkok merupakan yang tertinggi di dunia. Direktur BRI menghimbau Indonesia untuk mewaspadai perekonomian Tiongkok karena dampaknya paling signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sunarso menyimpulkan perbankan masih menjadi prioritas dan pada akhirnya suku bunga tinggi akan berakhir. Ia berharap prediksi suku bunga tinggi yang dibuat menjadi kenyataan, dan suku bunga akan turun pada akhir semester ini sehingga volatilitas pasar berkurang.
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan melambat meski tidak separah perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan volume perdagangan diyakini semakin membaik, dan tingkat produksi industri semakin meningkat.
Kesimpulannya, perekonomian Jepang dan Inggris yang mengalami resesi mempunyai dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Direktur BRI mengimbau Indonesia untuk tetap berhati-hati dalam masa-masa ini dan mewaspadai perekonomian Tiongkok yang memiliki dampak paling signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, berakhirnya masa suku bunga tinggi akan berakhir dan kami berharap volatilitas pasar akan berkurang.