Romo Magnis merupakan putra sulung dari Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Grafin von Magnis, prinzenssin zu Lowenstein.
Dirinya berasal dari keluarga bangsawan yang juga taat dalam kehidupan rohani Katolik.
Masa muda Romo Magnis Suseno diisi dengan pengembangan spiritual di Neuhausen antara tahun 1955-1957.
Baca Juga:Sinopsis Drama Korea Hide yang Tayang Hanya di Vidio, Jadi Cepat Tonton Sekarang Juga!Prediksi Skor Newcastle United vs Everton di Liga Inggris 2023/2024
Dia kemudian melanjutkan studi filsafat di Philosophische Hochschule, Pullach, dekat Munich, dari tahun 1957 hingga 1960.
Pada tahun 1959, ia meraih gelar akademik Bakalaureat dalam filsafat, dan setahun kemudian, pada tahun 1960, dia meraih Lizentiat juga dalam bidang filsafat.
Pada usia 25 tahun, pada tahun 1961, ia dikirim ke Indonesia untuk belajar filsafat dan teologi.
Romo Magnis Suseno memperoleh kewarganegaraan Indonesia pada tahun 1977.
Dia memiliki hubungan dekat dengan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), yang dianggapnya sebagai orang yang paling berpengaruh dalam hidupnya.
Sampai sekarang, ia tetap aktif sebagai dosen, ahli filsafat, dan penulis produktif.
Pandangan filosofisnya banyak dipengaruhi oleh konsep humanitas yang dikembangkan oleh Gereja.
Pemikirannya mencerminkan pandangan teologis Katolik dengan sentuhan humanitas yang moderat dalam setiap karya yang dihasilkannya.