CIREBON, RAKCER.ID – Baru-baru ini Amerika Serikat dimunculkan sejumlah varian baru dari Covid-19. Covid-19 itu dijuluki “FLiRT”.
Dikutip dari Times, varian Covid-19 FLiRT ini memiliki tanda pada kode genetiknya yang berupa huruf F,L,R,dan T.
Sejumlah varian tersebut merupakan turunan dari JN.1 atau Cicit Omicron yang sempat melonjak pada awal tahun 2024.
Varian KP.2 menjadi salah satu varian yang dijuluki Covid-19 FLiRT.
Baca Juga:Sejarah Baru! Ayah dan Anak Bermain Bola di Rumput yang Sama, Siapa Mereka?7 Manfaat Gaya Hidup Berkelanjutan bagi Siswa yang Wajib Diketahui Sedari Dini!
Menurut data yang dimiliki oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC, varian KP.2 telah menyumbang sekitar 25 persen dari kasus baru selama dua minggu terakhir di bulan April 2024.
Sementara terdapat varian FLiRT lainnya yang belum tersebar luas di Amerika Serikat, termasuk KP.1.1.
Para peneliti Amerika Serikat, termasuk Dr Eric Topol dari Scripps Research telah memprediksi dampak dari Covid-19 FLiRT ini kemungkinan akan ada wabah besar jika kasusnya meningkat.
Dr Eric Topol dari Scripps Research menyebut kemungkinan setiap peningkatan sebagai “wavelet” karena mereka baru saja terinfeksi JN.1, atau mungkin memiliki sisa kekebalan yang memberikan perlindungan terhadap varian baru ini.
Selain itu, ia mencatat bahwa varian-varian ini belum bermutasi cukup signifikan sehingga berbeda secara signifikan dari strain sebelumnya.
Sebuah peneliti dari Jepang sedang menunggu tinjauan yang sama bahwa KP.2 mungkin tidak akan menunjukkan bahwa varian tersebut akan terlalu menular dibandingkan varian JN.1.
Namun, studi pendahuluan yang dilakukan di Jepang dan China telah menunjukkan bahwa Covid FLiRT mungkin lebih efektif menghindari perlindungan kekebalan yang diberikan oleh vaksin dibandingkan varian JN.1.
Baca Juga:Gol Indah Cristiano Ronaldo Bisa Menggendong Al Nassr ke Final Piala Raja Arab Saudi2 Gol Spektakuler Jay Idzes untuk Venezia di Liga Italia Tidak Mampu Bawa Kemenangan
Hal ini mengakibatkan berkurangnya efektivitas vaksinasi booster yang dilakukan pada musim gugur lalu.
Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar vaksin di masa depan harus didasarkan pada varian JN.1, agar tetap terdepan dalam menghadapi virus yang terus berevolusi.
Saat ini, sudah ada booster terbaru yang menargetkan strain XBB.1.5 (varian yang lebih tua).