Karena akan menyebabkan kerusakan protein dan memberi bakteri pembentuk spora kesempatan untuk bergerminasi dan berkembang biak.
Untuk melakukannya, penting untuk mempertimbangkan masa kadaluwarsanya.
Namun, tampaknya anggapan ini masih perlu diuji dalam skala penelitian yang lebih luas. Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa enzim dalam susu UHT dapat dirusak oleh pemanasan saat dibuat.
Hal ini dapat menyebabkan masalah pencernaan, terutama pada anak dengan intoleransi kasein, suatu protein susu.
Baca Juga:Cegah Osteoporosis dengan Susu UHT, Jaga Kesehatan TulangApakah Susu UHT Aman untuk Anak? Ini 3 Resiko yang Belum Banyak Diketahui!
Banyak ahli menyarankan agar anak berusia di atas 2 tahun baru diberi susu tambahan (termasuk susu UHT) untuk mengurangi risiko masalah pencernaan karena saluran pencernaan anak yang masih sangat sensitif.
Namun, idealnya bayi yang berusia di atas 1 tahun sudah mampu mengonsumsi makanan yang dapat dikonsumsi oleh orang dewasa, termasuk susu UHT.
Namun, hal ini tidak dapat disamaratakan untuk setiap anak karena kondisi kesehatannya yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, sebelum memberi susu UHT kepada anak Anda, konsultasikan dengan dokter spesialis anak untuk memastikan apakah ada masalah kesehatan (khususnya masalah pencernaan) yang mendasari pemberian susu UHT.
Anda dapat memberi anak Anda sekitar 200 hingga 500 mililiter susu UHT setiap hari jika tidak ada masalah kesehatan yang menghalangi mereka dari mengonsumsinya.
Karena pada usia kurang dari dua tahun, bayi tidak disarankan untuk mengonsumsi terlalu banyak gula atau garam. Jangan lupa untuk mengimbangi susu UHT dengan ASI dan MPASI yang sehat.
Periksakan anak Anda segera ke dokter jika mereka mengalami keluhan setelah mengonsumsi susu UHT. Ini penting jika mereka menunjukkan gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, diare, atau konstipasi.