CIREBON, RAKCER.ID – Sulawesi Selatan merupakan provinsi di ujung selatan Pulau Sulawesi, menyimpan kekayaan budaya yang luar biasa.
Salah satu warisan budayanya yang memukau adalah Tari 4 Etnis, sebuah pertunjukan tari yang menampilkan keindahan dan keanekaragaman budaya empat suku utama di Sulawesi Selatan: Makassar, Bugis, Mandar, dan Toraja.
Tari 4 Etnis bukan sekadar pertunjukan tari biasa. Tarian ini merupakan perwujudan harmoni dan persatuan antar suku di Sulawesi Selatan.
Baca Juga:Lirik Lagu Kokko’ Panjo’jo, Lagu Makassar yang Mengungkap Dilema CintaLirik Lagu Anging Mamiri, Sebuah Melodi yang Penuh Makna dan Nilai Budaya!
Setiap gerakan, kostum, dan iringan lagu daerahnya memiliki makna dan cerita yang mendalam tentang budaya dan tradisi masing-masing suku.
Para penari Tari 4 Etnis mengenakan kostum tradisional yang khas dari masing-masing suku. Warna-warni kostum yang cerah dan mencolok menambah keindahan pertunjukan ini.
Gerakan tari yang dinamis dan ekspresif mampu memukau para penonton, membawa mereka dalam perjalanan budaya yang tak terlupakan.
Tari 4 Etnis bukan hanya tentang keindahan gerakan dan kostum. Tarian ini juga merupakan sarana untuk menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai budaya yang luhur.
Setiap gerakan dan lagu memiliki makna yang mendalam tentang kehidupan, tradisi, dan adat istiadat masyarakat Sulawesi Selatan.
Jika Anda ingin merasakan pengalaman budaya Sulawesi Selatan yang autentik, Tari 4 Etnis adalah pertunjukan yang wajib Anda saksikan.
Pertunjukan ini sering diadakan di berbagai festival budaya di Sulawesi Selatan, seperti Festival Fana’ Dara di Toraja dan Festival Teluk Bone di Bone.
Berikut lagi daerah Sulawesi Selatan yang mengiringi tarian 4 etnis:
1. Anging Mamiri
Baca Juga:Bikin Baper! Begini Lirik Lagu Tania Peddi Cedde yang Menggambarkan Cinta SejatiLirik Lagu Alosi Ripolo Dua, Lagu Bugis Legendaris yang Penuh Cinta dan Kesetiaan!
Dalam Tari 4 Etnik, lagu Anging Mamiri digunakan untuk mengiringi tarian tradisional suku Makassar. Tarian Pakkarena Makassar diiringi lagu asli Sulawesi Selatan ini.
Lagu ini berdasarkan Lontara’ Kelong, sebuah karya sastra yang dinyanyikan. Lontara Kelong terus dikenang masyarakat secara turun temurun dan berisi pappaseng (pesan).
2. Buku’ Alauna Tempe
Lagu daerah suku Bugis adalah Bulu’ Alauna Tempe. Lagu ini mengiringi tarian Bugis Pajoge.
Menurut Jurnal Institut Islam As’adiyah Sengkang berjudul Representasi Konsep Karakter Pemimpin dalam Lirik Lagu Bugis Bulu’ Alauna Tempe Ciptaan Abdullah Alamuddin.