Meskipun sekarang pengawasannya lebih ketat, sejarahnya yang gelap membuat tempe ini tetap menjadi bahan makanan yang kontroversial. Namun jika diproses dengan benar tempe bongkrek dapat menjadi alternatif pangan lokal yang aman dikonsumsi.
4. Kerang-Kerangan
Kerang-kerangan seperti kerang dara dan kerang hijau sering menjadi pilihan favorit bagi pecinta makanan laut. Rasanya yang gurih dan kenyal membuatnya cocok untuk berbagai masakan baik itu ditumis dengan bumbu-bumbu beragam maupun hanya direbus dan disajikan dengan sambal.
Meskipun demikian kerang-kerangan juga mengandung risiko karena kemampuannya untuk menyerap zat-zat dari lingkungan sekitarnya termasuk logam berat dan merkuri. Pemilihan sumber kerang yang aman dan pengolahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko keracunan.
5. Buah Ackee
Baca Juga:5 Resep Mengolah Kepala Kambing Menjadi Masakan Lezat dan Menggugah SeleraIde Olahan Daging Kambing dari Berbagai Daerah di Indonesia untuk Idul Adha
Buah ackee, yang berasal dari wilayah tropis Afrika Barat merupakan makanan nasional Jamaika yang terkenal. Buah ini memiliki kulit berwarna merah dan memiliki daging serta biji besar yang mengandung racun hypoglycin.
Konsumsi biji ackee yang tidak matang atau tidak diproses dengan benar dapat menyebabkan gejala seperti mual, kejang, dan bahkan kematian. Oleh karena itu, teknik pemetikan, pencucian dan pemasakan ackee harus dilakukan dengan hati-hati agar aman untuk dikonsumsi.
6. Hakarl
Hakarl adalah makanan tradisional Islandia yang terbuat dari daging ikan hiu Greenland. Proses pembuatan hakarl melibatkan pengeringan dan fermentasi yang panjang untuk mengurangi tingkat racun dalam daging hiu ini.
Meskipun hakarl memiliki sejarah panjang dalam budaya Islandia, bau yang kuat dan proses pengolahannya yang spesifik membuatnya menjadi makanan yang kontroversial. Tingkat racun dalam hakarl tetap menjadi perhatian meskipun telah mengalami proses pengeringan yang ekstensif.
7. Kentang Bertunas
Kentang yang telah menghijau dan mulai bertunas mengandung senyawa glycoalkaloids seperti solanine yang dapat menyebabkan masalah serius jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Kandungan ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, sakit perut dan gangguan pencernaan lainnya.
Meskipun kentang merupakan sumber yang baik dari nutrisi penting perubahan warna menjadi hijau adalah tanda adanya senyawa beracun. Oleh karena itu pemilihan dan pengolahan kentang harus diperhatikan dengan cermat untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.