Pada akhirnya, harimau atau macan tutul akan ditusuk berkali-kali ke tubuhnya, sehingga mengakibatkan kematian massal.
Perebutan kelompok untuk menggunakan tombak untuk membunuh harimau atau kucing besar lainnya disebut dengan istilah “ngrampog sima”.
Pertunjukan ini bisa Anda saksikan di wilayah Kasunanan Surakarta, Kesultanan Ngayogyakarta, dan wilayah Jawa Timur.
Baca Juga:Sebentar Lagi Idul Adha Nih, Berikut Adalah Manfaat Berkurban, Ternyata Bisa Mengembangkan Usaha PeternakanSangat Panas Sekali, 7 Burung yang Hidup Di gurun, Bisa Hidup Dalam Kondisi Ekstrim
Biasanya pertunjukan ini diadakan sekitar hari-hari besar. Acara Rampogan Macan menunjukkan adanya alun-alun yang cukup besar yang dijadikan sebagai tempat pertunjukan. Tombak panjang di tangan laki-laki berbentuk bujur sangkar.
Harimau harus menerobos barikade yang dibuat oleh individu yang memegang tombak setelah dibebaskan dari kandangnya.
Pada saat itulah tombak akan ditusukkan ke tubuh binatang dongeng Jawa tersebut. Pada sesi lainnya, kerbau dipertandingkan melawan harimau, dan apapun hasil pertandingannya, niscaya harimau akan dibantai dalam jumlah besar.
Kucing besar jawa seperti berikut ini diburu karena tradisi Rampogan Macan: belang. Pada acara tersebut akan dikorbankan harimau, macan tutul, dan macan kumbang.
Secara khusus, perburuan untuk dimanfaatkan dalam peristiwa Rampogan Macan menyebabkan penurunan populasi Harimau Jawa secara signifikan.
Saat ini, harimau jawa sudah punah karena kelangkaannya yang ekstrim. Macan Tutul Jawa, Panthera pardus melas, merupakan satu-satunya kucing besar asli Jawa yang masih hidup hingga saat ini. Ia juga telah ditetapkan sebagai spesies langka dan dilindungi.
3. Masuknya Senjata api ketika era colonial
Fakta tentang harimau jawa ke 3 yaitu masuknya senjata api ketika era colonial, Selain Rampogan Macan yang menyebabkan penurunan tajam populasi Harimau Jawa, masuknya senjata pada masa penjajahan Belanda juga berperan penting dalam punahnya spesies ini.
Baca Juga:Dapat Melihat dengan jelas, 5 Fakta Menakjubkan Burung Hantu Si Pemburu Terbang Dengan Diam dan Penuh Misteri Sangat dipuja firaun, 6 Fakta Menarik Burung Hering Mesir, Si Cantik Pemakan Bangkai
Catatan sejarah mendokumentasikan kebijakan penanaman paksa Belanda pada abad ke-19. Karena habitat Harimau Jawa semakin terbatas akibat pembukaan hutan untuk pertanian dan peternakan, konflik dengan manusia sering terjadi.
Dibandingkan beberapa dekade sebelumnya, ketika harimau masih banyak ditemukan di hutan-hutan Jawa, populasi harimau jawa mengalami penurunan dan semakin langka akibat semakin efisiennya perburuan satwa yang dianggap mengganggu manusia.