Bank Sampah Dewi Sri Desa Girinata Kabupaten Cirebon Terus Berkembang

Bank Sampah Dewi Sri Desa Girinata Kabupaten Cirebon Terus Berkembang
DISETORKAN. Warga memilah sampah yang akan disetorkan kepada Bank Sampah Dewi Sri. FOTO: ISTIMEWA/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Bank Sampah Dewi Sri yang ada di Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon berhasil mengentaskan masalah sampah di Desa Girinata juga sampah sampah di desa sekitarnya.

Perlu diketahui, bank sampah merupakan sebuah konsep pengumpulan sampah kering kemudian dipilah.

Selanjutnya, memiliki manajemen layaknya seperti proses kegiatan di perbankan, tapi yang ditabung bukanlah uang melainkan sampah.

Baca Juga:UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon Gelar Upacara Hari Santri Nasional 2024 dan Cyber X UINSSC ExpoCalon Wakil Walikota Suhendrik Ketemu Kembarannya di Djawara Barbershop

Warga yang menabung sampah disebut nasabah dan memiliki buku tabungan. Sampah yang dibawa nasabah dilakukan penimbangan oleh petugas dan dicatat di buku rekening.

Kemudian dihargai dengan sejumlah uang yang dimasukan ke rekening nasabah. Nantinya bank sampah akan menjual sampah tersebut ke pabrik yang sudah melakukan kerjasama dengan bank sampah tersebut.

“Aktivitas kami, selain melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah, kami juga melakukan kegiatan pemberdayaan berupa penyuluhan kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan pentingnya lingkungan yang tertata, sehat dan bersih,” kata Direktur Bank Sampah Dewi Sri, Ade Suharto, kemarin.

Kata Ade, sapaan akrabnya, saat ini lebih dari 300 nasabah tercatat di bank sampahnya. Bahkan, banyak juga nasabah dari luar Desa Girinata, seperti Desa Kedongdong Kidul, Desa Cipanas, Cangkoak, Sindangmekar, Cisaat, Sindangjawa, Desa Balerante Palimanan, dan Kelurahan Kenanga.

“Juga, sekolah-sekolah, pesantren, PT Astra dan kantor-kantor dinas. Seperti Bappelitbangda, DKPP, Dinas Pertanian, DPMD dan Dinas Lingkungan Hidup itu sendiri,” jelasnya.

Kata Ade, di bank sampahnya, banyak jenis sampah diterima semua. Hanya organik yang tidak. Artinya, mulai bulan ini sudah benar-benar bank sampah seutuhnya.

“Sampah organik dikelola oleh KWT untuk kemudian diolah menjadi kompos. Residu semula dibakar. Kini ada yang menampung juga, yaitu dijual ke Indocement,” ungkapnya.

Baca Juga:Soenoto Nilai Pasangan H Dani Mardani-Fitria Pamungkaswati Paling Layak Pimpin CirebonRRI Cirebon Temukan 2 Calon Penyanyi lewat Final Bintang Radio 2024 RRI Cirebon

Untuk menjual hasil bank sampah pihaknya sudah bekerjasama dengan CV Rizki Putra, Kabupaten Majalengka. Kemudian, uangnya disimpan, dan mendekati bulan puasa baru dibagikan ke nasabah yaitu berupa sembako.

“Programnya itu Sambo (sampah jadi sembako). Alhamdulillah warga sangat antusias. Kemudian, green service yaitu pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) dari sampah. Contohnya, misal nasabah yang tabungannya sudah 50 atau 100 itu bisa mengajukan untuk pembuatan SIM. Alhamdulillah sudah ada sekitar 54 yang bikin SIM,” paparnya.

0 Komentar