Dari Kejayaan Hingga Kebangkrutan: Kisah Sritex dan Upaya Penyelamatannya

Dari Kejayaan Hingga Kebangkrutan: Kisah Sritex dan Upaya Penyelamatannya
Dari Kejayaan Hingga Kebangkrutan: Kisah Sritex dan Upaya Penyelamatannya.FOTO: PINTEREST/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID –PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau yang lebih dikenal sebagai Sritex, perusahaan tekstil legendaris asal Sukoharjo, Jawa Tengah, kini berada di ambang kebangkrutan.

Pengadilan Negeri Niaga Semarang baru-baru ini menyatakan perusahaan ini pailit, mengakhiri era kejayaan yang telah berlangsung selama lebih dari lima dekade.

Asal Usul Sritex

Didirikan pada tahun 1966 oleh Muhammad Lukminto (HM Lukminto), Sritex bermula sebagai Usaha Dagang (UD) Sri Rejeki Isman di Pasar Klewer, Solo.

Baca Juga:Defisit Anggaran Rp 616 Triliun Menjadi Tantangan Besar Pemerintahan PrabowoTantangan Baru Presiden Prabowo Menyelesaikan Kasus Korupsi Payment Gateway Kemenkumham

Lukminto memulai karirnya dengan berdagang batik, mengikuti jejak kakaknya, Ie Ay Djing.

Dengan modal awal Rp100.000 dari orang tuanya, Lukminto memulai usahanya dengan berjualan keliling di pasar-pasar lokal.

Perkembangan Pesat

Usaha Lukminto berkembang pesat:

* 1967: Memiliki dua kios di Pasar Klewer* 1968: Membangun pabrik cetak pertama di Solo* 1978: Menjadi perseroan terbatas* 1980-an: Pindah ke Sukoharjo dan mendirikan pabrik tenun* 1994: Menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan Angkatan Bersenjata Jerman* 2013: Melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Masa Kejayaan

Pada masa jayanya, Sritex dikenal sebagai produsen kain berkualitas tinggi yang banyak diburu.

Perusahaan ini bahkan memproduksi seragam militer untuk negara-negara anggota NATO dan Jerman, mengukuhkan reputasinya di kancah internasional.

Penyebab Kebangkrutan

Kejayaan Sritex mulai runtuh pada awal 2021. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kebangkrutan perusahaan ini meliputi:

1. Dampak pandemi COVID-192. Persaingan global yang semakin ketat

Upaya Penyelamatan

Menyikapi situasi ini, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan empat kementerian untuk merumuskan langkah-langkah strategis guna mencegah kebangkrutan Sritex:

1. Kementerian Perindustrian2. Kementerian Keuangan3. Kementerian BUMN4. Kementerian Tenaga Kerja

Baca Juga:5 Faktor di Balik Kemenangan Telak Barcelona atas Real Madrid di El Clasico6 Negara Berpotensi Menghalangi Timnas Indonesia U-17 ke Piala Asia 2025

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah menyelamatkan karyawan Sritex dari pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kisah Sritex mengingatkan kita akan pentingnya adaptasi dalam menghadapi perubahan pasar global dan tantangan tak terduga seperti pandemi.

Sementara itu, upaya pemerintah untuk menyelamatkan perusahaan ini mencerminkan pentingnya industri tekstil bagi perekonomian nasional.

0 Komentar