Meski mempunyai nama pasar, namun lokasi ini belum tentu melakukan jual beli secara nyata. Pasar besar di keraton Merapi itulah yang dikenal dengan pasar Bubrah di lokasi ini.
karena banyak pedagangnya yang merupakan makhluk halus penjaga Gunung Merapi. Para pendaki sering kali mendengar suara musik gamelan dan hiruk pikuk pasar, sama seperti di pasar pada umumnya.
Akibatnya, setiap kali mendengar hal seperti ini, para pendaki biasanya melemparkan koin ke tanah, dan pada saat itu mereka didesak untuk mengambil kerikil di sekitar mereka.
Baca Juga:OMG Semakin Hijau Bak Padang Rumput di Alam, 5 Jenis Tanaman Karpet AquascapeKamu Suka Pelihara Burung Merpati Hias, 5 Jenis Merpati Cantik dan Bisa Dipelihara
3. Pasar Gunung Lawu
Pasar jin yang terkenal dan mengerikan di Indonesia ada pasar gunung lawu, Di seluruh Indonesia, Gunung Lawu merupakan satu-satunya puncak yang memiliki stand tertinggi.
Seorang wanita tangguh bernama Mbok Yem mendirikan toko yang terletak di ketinggian 3.105 meter di atas permukaan laut.
Perhentian favorit para pendaki yang mendaki Gunung Lawu adalah Warung Mbok Yem. Siapa sangka kalau Gunung Lawu juga punya pasar bernama pasar setan?
Di Gunung Lawu, pasar setan juga dikenal dengan nama Pasar Dieng. Letaknya di pos 5 yang dapat diakses dari pos 4 melalui Candi Cetho dalam waktu sekitar 70 menit.
Kalau pendaki mendengar pertanyaan “beli apa mbak?” saat mereka melewati pasar setan ini, mereka harus berhenti.
Menurut mitologi setempat, pendaki harus merespon sesuai keinginan mereka untuk membeli produk. seperti pembelian tanah, batu, dedaunan, dan barang lokal lainnya.
Lemparkan uang ke arah suara yang Anda dengar setelah itu. Menurut legenda, seorang pendaki akan mendapat nasib buruk jika tidak membuang uang atau melakukan ritual di atas.
Baca Juga:5 Desain Unik Aquarium Indah dan Terlihat Cantik Sehingga Enak di PandangHewan Laut Terbesar Di Dunia, 5 Fakta Menarik Walrus, Si Penyelam yang Hebat Bergading
4. Pasar Gunung salak
Pasar jin yang terkenal dan mengerikan di Indonesia ke 4 adalah pasar gunung salak, Kata Sansekerta “Salaka”, yang berarti perak, adalah asal mula nama Gunung Salak, atau salak. Masyarakat Sunda menganggap Gunung Salak sebagai puncak suci.
karena di sanalah tempat hilangnya Prabu Siliwangi yang mendirikan kerajaan Pajajaran. Suku Baratas dari Kayangan diperkirakan berasal dan bertempat tinggal di Gunung Salak.