CIREBON – Sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung UMKM naik kelas, PLN, melalui UPT Cirebon turut berkontribusi mendukung dan mengembangkan UMKM Boga Karyamulya.
Kolaborasi tersebut berhasil membuat UMKM penyedia produk boga ini naik kelas dengan diperolehnya berbagai sertifikasi produk, peningkatan omzet penjualan hingga peningkatan jumlah tenaga kerja.
Keberhasilan pengembangan tersebut diresmikan dalam kegiatan Launching TJSL Boga Karyamulya pada Rabu (13/11) lalu, yang dihadiri langsung oleh Plt. Kepala Dinas Koperasi, UKM Pergadangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon, Camat Kesambi dan Lurah Karyamulya.
Baca Juga:12 Raperda Masuk Propemperda 2025, Salahsatunya Revisi Perda PDRDDPRD Kota Cirebon Sahkan Propemperda dan APBD 2025
General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Tejo Wihardiyono mengatakan, PLN akan terus mendukung pertumbuhan UMKM melalui berbagai program pembinaan, pelatihan dan pengembangan usaha.
“UMKM yang berkualitas dan naik kelas adalah tulang punggung ekonomi nasional. PLN Peduli tentunya akan terus merawat pertumbuhan UMKM ini agar semakin banyak pelaku UMKM yang dapat berkembang dan mandiri secara ekonomi sehingga menguatkan peran UMKM dalam menggerakkan perekonomian Indonesia,” ungkap Tejo Wihardiyono.
Sementara itu, Manager UPT Cirebon, Yaya Supriman mengatakan, pada awalnya, UMKM Boga yang ada di kelurahan Karyamulya cukup banyak dengan produknya yang beragam, dan berdiri secara terpisah.
“Disini kami melihat ada keterbatasan pemahaman manajeman usaha dan terbatasnya sarana usaha yang menyebabkan UMKM sulit berkembang,” jelas Yaya.
Berdasarkan kondisi tersebut, kata Yaya, PLN Peduli bersama Human Initiatif sebagai mitra pendamping program kemudian merumuskan program pengembangan yang meliputi berbagai program pelatihan, yang terdiri dari pelatihan penyusunan harga pokok produksi (HPP), pelatihan pemasaran produk berbasis digital & pengemasan, program sertifikasi produk yakni P-IRT dan Sertifikasi halal, dukungan peningkatan produksi hingga perluasan segmen pasar.
Program pengembangan ini bahkan berdampak baik dengan terbentuknya kelompok usaha bersama (kube) boga Karyamulya sebagai wadah pengembangan usaha bersama.
“Setelah mengikuti berbagai pelatihan tersebut, kami memahami pentingnya pembukuaan dan penyusunan HPP. Ternyata tanpa kami sadari, selama ini kami seolah bekerja tanpa gaji, karena tidak memperhitungkannya sebagai bagian dari HPP,” kata Ketua Kelompok Usaha Boga Karya Mulya, Abdul Aziz.