Meskipun dia mencetak hat-trick di Charity Shield, Eric Cantona kemudian menjadi bintang di Manchester United. Sementara itu, Leeds mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan aturan backpass baru, terutama untuk kiper John Lukic.
Sepanjang musim, mereka gagal menang tandang dan finis ke-17. Leeds hampir mencatat sejarah buruk sebagai juara bertahan, hanya terpaut dua poin dari degradasi.
4. Chelsea 2015/2016
Jumlah Poin 2014/2015: 87Jumlah Poin 2015/2016: 50
Tahun ini dapat disebut sebagai “musim Mourinho”, dan kondisinya sebanding dengan tantangan yang dihadapi Guardiola di City. Chelsea mengalami rentetan buruk, kalah lima dari delapan pertandingan mereka.
Baca Juga:6 Pemain yang Sengaja Dapat Skorsing saat Hari Raya NatalGakpo Merasa Sangat Beruntung Bisa Bermain Bersama Salah di Liverpool
Setelah awal musim yang buruk, Mourinho dipecat setelah mengalahkan Leicester City pada bulan Desember. Kekalahan ini menempatkan Chelsea di peringkat ke-16, hanya satu poin di atas zona degradasi.
Setelah menjadi manajer sementara, Gus Hiddink membawa Chelsea ke peringkat ke-10. Namun demikian, ini masih merupakan penurunan poin terburuk yang pernah dialami juara bertahan dalam sejarah Premier League.
5. Leicester City 2016/2017
Jumlah Poin 2015/2016: 81Jumlah Poin 2016/2017: 44
Setelah menjadi juara pada tahun 2015–16, Leicester City mengalami penurunan yang signifikan. Mereka sempat mencapai perempat final Liga Champions, namun penampilan buruk mereka di Premier League menyebabkan Claudio Ranieri dipecat.
N’Golo Kante sangat penting bagi kesuksesan Chelsea, yang sangat dirasakan oleh Leicester, dan kekalahannya membuat Chelsea kehilangan persaingan.
Craig Shakespeare akhirnya berhasil membawa Leicester ke posisi ke-12. Dengan penurunan 37 poin, mereka mencatatkan 44 poin, menciptakan total poin terburuk untuk juara bertahan dalam sejarah Premier League.