MAJALENGKA, RAKCER.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi di Kabupaten Majalengka pada Desember 2024 sebesar 1,60% secara tahunan (year on year). Sementara inflasi bulanan terealisasi 0,37%.
Kepala BPS Majalengka Joni Kasmuri mengatakan, pada Desember 2024 komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi di Kabupaten Majalengka antara lain telur ayam ras, jengkol, emas perhiasan, minyak goreng, beras, sigaret kretek mesin, hingga gula pasir.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain cabai merah, bensin, daun bawang, tahu mentah, timun, popok diapers, pewangi pakaian, hingga salak.
Baca Juga:E-ARPK Terbit 3-6 Januari 2025, KPU Kota Cirebon Ancang-Ancang Gelar Pleno Penetapan Paslon TerpilihPj Walikota Cirebon Sentil Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon Soal Retribusi Parkir yang Kurang Maksimal
“Inflasi yang terjadi pada tahun ini karena adanya kenaikan harga lantaran naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran,” kata Joni, Sabtu (4/1).
Pada Desember 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan sumbangan inflasi di Kabupaten Majalengka y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,59%, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,19%, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04%.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,09%, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03%, kelompok pendidikan sebesar 0,03%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,24%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,44%.
Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y adalah kelompok transportasi sebesar 0,06%.
Sementara kelompok yang tidak memberikan andil yang signifikan terhadap inflasi di Kabupaten Majalengka y-on-y adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga.
Berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), inflasi di Kabupaten Majalengka merupakan salah satu yang terendah di Jawa Barat.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” kata Joni.