RAKCER.ID, MAJALENGKA – Dalam rangka menjaga kelestarian hutan dan pencegahan bencana alam kebakaran hutan lindung Gunung Ciremai, Paguyuban Silihwangi Majakuning menggelar gerakan penanaman pohon bersama unsur Muspika, pencinta alam, dan 28 kelompok tani hutan di sekitar gunung Ciremai.
Kepala Resort TNGC Majalengka Oman Permana SHut menjelaskan, Paguyuban Silihwangi merupakan perkumpulan masyarakat petani yang berada di lereng Ciremai atau yang dikenal dengan Kelompok Tani Hutan (KTH) yang juga kerap disebut sebagai kelompok tani desa Penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).
Kelompok tersebut selain sebagai pemanfaat Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), mereka juga aktif dalam perlindungan maupun pelestarian kawasan TNGC melalui gerakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dan gerakan penghijauan.
Baca Juga:PUI Jabar Deklarasi Dukung Pasangan ASIHAhmad Syaikhu: Pemimpin Bukan untuk Gaya-gayaan, Tapi untuk Jadi Pelayan Ummat
“Gerakan penanaman pohon yang dilakukan dipusatkan di areal lahan kritis yang berada di TNGC yang dilaksanakan oleh KTH, Muspika, para pencinta alam maupun ODTWA Buper Leles,” terangnya.
Untuk kegiatan penanaman pohon kali ini pihaknya mengambil tema “Dari Generasi untuk Hutan Lestari”. Dimana kegiatan digelar di Blok Jalitri Desa Padaherang kecamatan Sindangawi Kabupaten Majalengka, yang pernah mengalami kebakaran pada tahun 2023 seluas sekitar 10 hektare.
Dedi Tato, Ketua ODTWA Buper Leles menjelaskan, kegiatan lebih diarahkan pada penyulaman tanaman yang mati dan rusak akibat faktor cuaca dan alam.
“Kegiatan penanaman pohon ini merupakan wujud kepedulian kami dari pengelola Obyek Wisata Alam Buper Leles, yang difokuskan ke penyulaman pohon yang mati waktu penanaman tahun lalu dan pemeliharaan pohon yang hidup,” terangnya.
Sementara itu Edy Syukur ketua Paguyuban Silihwangi Majakuning mengatakan, gerakan penanaman pohon merupakan kebaikan bagi yang melakukannya dan juga bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak. Sekaligus memperbaiki fungsi hutan, dan memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan.
“Semoga kegiatan penanaman pohon ini merupakan gerakan moral yang akan berdampak bagi yang lainya. Leuweung kajaga kariksa rahayat pasti ngarasa,” pungkasnya. (pai)