DBMPR Provinsi Jawa Barat Turun Pasang Bronjong 35 Meter usai Kabupaten Cirebon Dilanda Banjir

DBMPR Provinsi Jawa Barat Turun Pasang Bronjong 35 Meter usai Kabupaten Cirebon Dilanda Banjir
PEMASANGAN. DBMPR Provinsi Jawa Barat turun langsung memasang bronjong sepanjang 35 meter untuk memperkuat abutmen Jembatan Sumber. FOTO: ISTIMEWA/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat langsung melakukan penanganan darurat terhadap kerusakan abutmen Jembatan Sumber akibat banjir bandang, Jumat (17/1) lalu.

Bronjong sepanjang 35 meter dengan tinggi 3 meter mulai dipasang untuk mengamankan kontur tanah dan pengecoran pada abutmen jembatan.

Kepala Satuan Pelayanan Pengelolaan Jalan dan Jembatan (KSPPJJ) Wilayah VI Kota/Kabupaten Cirebon, Nana Rusmana menjelaskan, langkah ini diambil untuk memperkuat fondasi jembatan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Baca Juga:BBWS Cimancis Segera Bangun Bendungan di Luragung, Pasca Cirebon Kena Limpahan Air dari KuninganIni 5 Komitmen Nyata BRI Dorong Peningkatan Kualitas Dan Daya Saing UMKM

“Kami mulai turun ke lokasi sejak Sabtu (18/1) untuk mengidentifikasi kerusakan. Dan hari ini (Senin, 20/1), pemasangan bronjong secara fisik sudah dimulai,” kata Nana saat ditemui Rakyat Cirebon di lokasi, Senin (20/1).

Penanganan darurat ini melibatkan 20 pekerja, termasuk sejumlah warga sekitar yang dilibatkan untuk mempercepat proses pengerjaan.

Tiga langkah utama yang dilakukan meliputi, pemasangan bronjong sepanjang 35 meter dengan tinggi 3 meter untuk menstabilkan struktur pondasi jembatan.

Kemudian penambahan batu di sekitar abutmen untuk mencegah pengikisan lebih lanjut akibat aliran sungai. Pengecoran abutmen untuk memperkuat fondasi dan mencegah kemungkinan pergerakan tanah.

“Target kami, pekerjaan ini selesai dalam 3-4 hari. Namun, jika situasi seperti cuaca atau aliran sungai tidak mendukung, kami prediksi paling lama satu minggu,” jelasnya.

Dalam proses pemasangan bronjong, DBMPR Provinsi Jawa Barat menggunakan alat Total Station (TS) atau theodolite, yang berfungsi untuk memantau pergerakan tanah secara akurat.

Alat ini dipasang selama 1×24 jam untuk memantau apakah ada pergeseran pada struktur abutmen.

Baca Juga:Ratusan Rumah dan Dua Mobil Jadi Korban Banjir di Kabupaten Cirebon, BPBD Desak Normalisasi Sungai CipagerKetua DPRD Kota Cirebon Prihatin Bendungan Canggong dan Cipager yang Mengalami Rusak Parah

“Dengan alat ini, kami bisa memantau pergerakan tanah secara real-time. Sehingga jika ada pergeseran yang membahayakan, kami bisa langsung mengambil tindakan,” ujarnya.

Meski belum ada estimasi anggaran yang pasti, Nana menegaskan bahwa penanganan ini menjadi prioritas untuk memastikan keselamatan pengguna jalan.

Jembatan Sumber merupakan salah satu jalur vital yang menghubungkan beberapa wilayah di Kabupaten Cirebon, sehingga perbaikannya tidak dapat ditunda.

Banjir bandang yang terjadi pada Jumat (17/1) mengakibatkan pengikisan tanah di sekitar abutmen hingga membuat struktur jembatan rentan terhadap kerusakan lebih lanjut.

0 Komentar