Profil Simon Tahamata, muka Indonesia yang jadi kebanggaan Ajax Amsterdam dan timnas Belanda

Profil Simon Tahamata, muka Indonesia yang jadi kebanggaan Ajax Amsterdam dan timnas Belanda
Simon Tahamata. Foto:ISTIMEWA/Rakcer.id
0 Komentar

Setelah berhasil dengan Ajax, Tahamata memutuskan untuk bergabung dengan Standard Liege di Belgia pada 14 Juli 1980. Tahamata semakin bersinar di klub ini. Memenangkan dua gelar Liga Belgia pada musim 1981/1982 dan 1982/1983, serta satu trofi Piala Belgia pada tahun 1981, dia menjadi bagian penting dari masa kejayaan Standard Liege.

Tim terus berprestasi hingga mencapai final Piala Eropa II (sekarang Liga Europa UEFA) pada musim 1981–1982. Tahamata menjadi salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub dengan mencetak 40 gol dalam 129 penampilan.

Nostalgia membawa Tahamata kembali ke Belanda untuk membela Feyenoord, rival sekota Ajax, pada tahun 1984. Setelah tinggal di Rotterdam selama tiga tahun, Tahamata kembali ke liga Belgia dan bermain untuk Beerschot dan Germinal Ekeren.

Baca Juga:Profil Mitchel Bakker, pemain keturunan yang pernah bermain di PSG, Leverkusen, Atlanta dan LilleResmi, Man City rekrut bek muda Uzbeskistan Abdukodir Khusanov

Saat bersama Germinal, dia sekali lagi menunjukkan kualitasnya dengan membantu tim mencapai final Piala Belgia musim 1994–1995. Akhirnya, Tahamata memutuskan untuk mengakhiri karirnya sebagai pemain profesional pada tahun 1996, ketika dia berusia 40 tahun.

Namun, setelah Tahamata gantung sepatu, kecintaannya pada sepak bola tidak berhenti. Menurut situs web resmi Ajax.nl, Tahamata menjadi pelatih tim junior Standard Liege dari tahun 1996 hingga 2000. Setelah pengalaman ini, ia dipekerjakan di Germinal dari tahun 2000 hingga 2004.

Tahun 2004 menjadi tahun yang sangat istimewa bagi Tahamata karena ia kembali ke klub yang telah membesarkan namanya, Ajax Amsterdam. Ia sekarang bertugas sebagai direktur teknik tim junior klub. Tahamata sangat membantu pertumbuhan bakat muda Ajax selama lima tahun berikutnya.

Namun, ketika ia menerima tawaran untuk melatih tim sepak bola U-15 Al-Ahli, ia menghidupkan kembali semangat petualangnya, yang ia pegang hingga tahun 2014. Tahamata sekarang kembali ke “rumah”-nya di Ajax, di mana dia bekerja sebagai pelatih teknologi di De Toekomst, akademi terkenal milik Ajax.

Tahamata juga menorehkan prestasi yang membanggakan di tingkat internasional. Ia mencetak dua gol dan satu assist dalam 22 pertandingan untuk tim Belanda. Menurut Lcfc.com, debutnya untuk tim Oranje terjadi pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss, dalam Pertandingan Peringatan ke-75 FIFA melawan Argentina.

0 Komentar