Alih-alih hanya menyampaikan sesuatu secara langsung, mereka lebih suka menggambarkan pengalaman dengan cara yang membuat orang lain dapat merasakannya dan seolah-olah terlibat dalam cerita tersebut.
Misalnya, daripada sekadar mengatakan, “Media sosial itu berbahaya,” mereka akan menceritakan bahwa mereka menghapus Instagram dan tidur lebih nyenyak dibandingkan sebelumnya.
Kebiasaan ini membuat pesan yang disampaikan menjadi lebih berkesan dan dapat memengaruhi orang lain untuk lebih terbuka terhadap ide yang dikemukakan. Storytelling itu sendiri sangat efektif dalam komunikasi karena dapat menyentuh emosi dan membangun hubungan yang lebih dalam dengan audiens.