“Kegiatan ini dilakukan untuk mencapai nol kasus kusta, menghentikan penularannya, serta menghilangkan stigma dan diskriminasi terhadap para penyintas. Meski setiap tahun ada peringatan kusta, masih banyak masyarakat yang memberikan batasan atau menjauhi orang yang tengah mengalami atau pernah mengalami penyakit ini,” ujar Dr. Udeng.
Ia juga menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan segera bagi penderita kusta. “Jika ada tanda-tanda kusta, jangan takut atau mengucilkan mereka. Sebaliknya, segera bawa ke Puskesmas agar bisa diketahui lebih cepat dan mendapat pengobatan yang tepat,” tambahnya.
Dalam wawancara lebih lanjut, Dr. Udeng mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam penanggulangan kusta adalah stigma di masyarakat. “Banyak orang masih percaya mitos bahwa kusta adalah penyakit menular yang tidak bisa disembuhkan, padahal dengan pengobatan yang tepat, penderita bisa sembuh total,” jelasnya.
Baca Juga:Tak Hanya Wajah, Kulit Tubuh Juga Butuh Kolagen! Cek Rekomendasi SabunnyaSkincare Mahal? Stop! Ginseng Bisa Bikin Kulit Sehat dan Lembap Alami!
Melalui program DESAKU dan edukasi yang lebih luas, Dr. Udeng berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya peran mereka dalam menghapus diskriminasi terhadap OYPMK. Dengan langkah nyata dan kerja sama yang solid, diharapkan Kuningan dapat segera terbebas dari kusta.