Ia juga menyinggung isu sulitnya lapangan pekerjaan di Indonesia saat ini. Mereka menilai, kesulitan mencari pekerjaan merupakan dampak dari kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
“Lapangan pekerjaan semakin sulit. Ini yang menjadi perhatian kami sebagai mahasiswa. Setelah ini, kemungkinan akan ada aksi lagi, entah dalam sebulan atau setelah Lebaran,” katanya.
Terkait kondisi di Cirebon, mahasiswa menyoroti rencana pemekaran wilayah menjadi provinsi. Mereka berencana untuk mengawal proses tersebut agar berjalan dengan baik dan tidak merugikan masyarakat.
Baca Juga:Ono Surono Tegaskan Kepala Daerah PDIP Harus Ikuti Instruksi PartaiJamilah Terima Bantuan Gerobak Usaha dari Partai Demokrat, Wujudkan Impian Berdagang
“Cirebon sebentar lagi akan menjadi provinsi, tapi lapangan pekerjaan masih sedikit, dan pemerintahan juga belum maksimal. Kami akan terus mengawal isu ini,” ungkapnya.
Dalam aksi ini, mahasiswa juga mengumandangkan tagar “Indonesia Gelap” sebagai bentuk kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat.
“Indonesia gelap karena kebijakan Presiden membuat masyarakat dan mahasiswa kecewa. Makanya, banyak mahasiswa yang mengangkat istilah ini,” ucapnya.
Selain itu, mahasiswa di Cirebon juga menyatakan keresahan mereka dengan slogan “Cirebon Cemas, Indonesia Cemas” sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi yang terjadi di daerah mereka.
Pada demo tersebut, massa aksi hanya ditemui oleh Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon, Fitrah Malik, Ketua Komisi I DPRD Kota Cirebon Agung Supirno dan Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar SH SIK MH.