CIREBON, RAKCER.ID – Olahan Makanan Fermentasi dari Seluruh Dunia, Fermentasi adalah salah satu teknik pengolahan makanan tertua yang ditemukan manusia. Proses ini tidak hanya berfungsi sebagai cara mengawetkan makanan, tetapi juga menciptakan cita rasa, aroma, dan tekstur yang unik.
Dari berbagai belahan dunia, makanan fermentasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kuliner.
Berikut adalah lima olahan makanan fermentasi dari berbagai negara yang menawarkan keunikan tersendiri.
1. Kimchi (Korea Selatan)
Baca Juga:Harus Kamu Coba Agar Tidak Penasaran, 5 Makanan Khas Kutai Kartanegara5 Kuliner Khas Kawasan Glodok Jakarta Barat yang Wajib Kamu Coba Ketika Berkunjung
Kimchi adalah makanan fermentasi ikonik dari Korea Selatan yang terbuat dari sayuran, terutama sawi putih dan lobak, yang difermentasi bersama bumbu pedas. Kimchi memiliki rasa pedas, asam, dan sedikit manis yang khas.
Makanan ini dianggap sebagai pendamping utama di meja makan Korea dan dikenal kaya akan probiotik yang baik untuk pencernaan.
Sawi putih atau lobak dicuci, direndam dalam air garam, dan dibiarkan hingga layu.
Setelah itu, sayuran dicampur dengan pasta bumbu yang terdiri dari cabai bubuk, bawang putih, jahe, saus ikan, dan gula.
Campuran ini kemudian disimpan dalam wadah tertutup untuk proses fermentasi selama beberapa hari hingga berminggu-minggu, tergantung pada suhu dan tingkat keasaman yang diinginkan.
Kimchi memiliki berbagai variasi, seperti Baechu Kimchi (sawi putih), Kkakdugi (lobak), dan Oi Sobagi (mentimun).
Kaya akan probiotik, kimchi dikenal sebagai makanan sehat yang mendukung kesehatan usus dan kekebalan tubuh.
2. Sauerkraut (Jerman)
Baca Juga:Ternyata Indonesia Mempunyainya, Makhluk kriptid asal Indonesia yang Mungkin Belum Kamu Ketahui Kawuk Makhluk yang Dipercaya Menghuni Pulau Nusakambangan
Sauerkraut adalah kubis yang difermentasi dan menjadi makanan khas Jerman. Hidangan ini memiliki rasa asam yang segar dan sering digunakan sebagai pelengkap makanan seperti sosis, daging panggang, atau roti. Proses fermentasi sauerkraut serupa dengan kimchi, tetapi bumbunya jauh lebih sederhana.
Kubis segar diiris tipis, kemudian dicampur dengan garam untuk mengeluarkan cairannya.
Kubis yang telah bercampur garam dimasukkan ke dalam wadah kedap udara dan dibiarkan difermentasi selama beberapa minggu.
Selama fermentasi, bakteri asam laktat mengubah gula dalam kubis menjadi asam laktat, menciptakan rasa asam alami.
Tidak menggunakan rempah-rempah atau bumbu tambahan seperti kimchi, sehingga rasa asam yang dihasilkan sangat alami.