Di Kamboja, daging tarantula digoreng hingga renyah dan disajikan sebagai camilan atau makanan ringan.
Dagingnya memiliki rasa yang mirip dengan daging ayam atau udang, dengan tekstur yang renyah di luar namun lembut di dalam. Beberapa orang juga memanggang atau merebus tarantula, dan mereka sering kali mencelupkan dagingnya dalam saus sambal atau saus pedas.
Tarantula juga diperlakukan sebagai bahan makanan dalam beberapa hidangan eksotik di restoran-restoran Asia.
Baca Juga:Harus Kamu Coba Agar Tidak Penasaran, 5 Makanan Khas Kutai Kartanegara5 Kuliner Khas Kawasan Glodok Jakarta Barat yang Wajib Kamu Coba Ketika Berkunjung
Dalam beberapa kasus, tarantula bahkan dijual sebagai makanan olahan dalam bentuk kering atau asin, yang dapat dimakan sebagai camilan.
Tarantula adalah hewan yang sangat asing dan menakutkan bagi banyak orang. Banyak yang merasa jijik atau takut dengan arachnid ini, sehingga menjadikannya makanan yang sangat ekstrim.
Selain itu, makanan yang melibatkan laba-laba besar ini sering kali dianggap sebagai tantangan kuliner bagi mereka yang berani mencobanya.
Daging ekstrim merujuk pada hidangan yang terbuat dari hewan yang jarang dikonsumsi, memiliki rasa yang sangat kuat, atau membutuhkan teknik pengolahan yang tidak biasa.
Dari daging hiu yang difermentasi, serigala yang menjadi bagian dari makanan eksotik, hingga tarantula yang digoreng renyah, kuliner ekstrim menawarkan pengalaman rasa yang jauh berbeda dari makanan sehari-hari.
Meski tidak semua orang berani mencoba jenis-jenis daging ini, mereka yang mencobanya mungkin akan menemukan sensasi rasa dan pengalaman budaya yang unik.(*)