Don Bukan Hanya Karakter Film Jumbo, Ia Adalah Kita yang Pernah Terluka dan Belajar Bangkit

Don Bukan Hanya Karakter Film Jumbo, Ia Adalah Kita yang Pernah Terluka dan Belajar Bangkit
Karakter Film Jumbo. Foto: Visinema Studios/rakcer.id
0 Komentar

Jumbo: Titik Balik dan Simbol Harapan Baru

Dalam konteks inilah Jumbo menjadi penting. Ia hadir bukan sekadar sebagai film animasi, melainkan sebagai medium refleksi sosial yang mampu menyentuh hati anak-anak maupun orang dewasa. Karakter Don yang mengalami perundungan, konflik, dan akhirnya bertumbuh, menjadi cermin yang relevan bagi banyak penonton.

Dengan kualitas visual setara produksi internasional dan pengisi suara papan atas seperti Bunga Citra Lestari, Ariel NOAH, serta Cinta Laura, Jumbo mampu membuktikan bahwa animasi lokal bisa tampil megah, emosional, dan mendalam. Tak heran, media internasional seperti Variety dan The Express Tribune turut memberi apresiasi terhadap film ini.

Tantangan Industri: Potensi Ada, Dukungan Belum Merata

Meskipun pertumbuhan industri animasi Indonesia meningkat signifikan—bahkan mencapai 153% dalam lima tahun terakhir—tantangan struktural masih membayangi. Mulai dari minimnya dukungan investor lokal, keterbatasan distribusi, hingga belum optimalnya regulasi pemerintah dalam mendukung sektor animasi sebagai bagian dari ekonomi kreatif.

Baca Juga:Film Jumbo dan Luka Kolektif, Ketika Film Animasi Menyentil Kita Diam-DiamBikin Merinding! Jumbo Jadi Film Animasi Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Ini Alasannya

Jika tidak ditangani secara serius, potensi talenta lokal bisa kembali tersia-sia. Bukan karena kekurangan bakat, tetapi karena tidak adanya sistem yang menopang karya mereka.

Kesuksesan Jumbo semestinya tidak berhenti sebagai euforia sesaat. Ia harus menjadi pengingat bahwa animasi Indonesia mampu bersaing, asalkan diberikan ruang, dukungan, dan penghargaan yang layak.

Industri ini tidak memerlukan belas kasih. Ia membutuhkan keberpihakan nyata baik dari pemerintah, sektor swasta, maupun publik sebagai penonton. Karena jika bukan kita yang percaya pada karya anak bangsa, siapa lagi?

Sudah saatnya kita tidak hanya menonton, tetapi juga mendukung. Tidak hanya mengagumi, tetapi juga berinvestasi—secara waktu, perhatian, dan kebanggaan pada cerita-cerita yang lahir dari tanah ini.

0 Komentar