CIREBON, RAKCER.ID – Belum lama ini negeri tirai bambu melalui Vhina Film Administration pada Kamis, 11 April 2025 akan mengurangi jumlah film Hollywood yang tayang di dalam Negeri. Hal tersebut tentunya merupakan balasan atas kenaiakan tarif yang diumumkan oleh Donald Trump terhadap Produk China.
Administrasi Film China menyatakan ” Tindakan keliru yang dilakukan oleh pemerintahan Amerika untuk menyalagunakan tarif yang dihadapi oleh China pastinya akan mengurangi antusias jumlah penonton domsetik terhadap film-film Amerika” Jelasnya.
Dalam babak baru serial tak berkesudahan berjudul Perang Dagang: Trump Edition, China tiba-tiba melemparkan plot twist yang tidak disangka-sangka dimana bukan lagi membalas tarif dengan tarif, tapi dengan… sensor film Hollywood.
Baca Juga:Gak Cuma Lucu, Jumbo Bikin Baper! Ini Dia Lagu yang Bikin Hati MelelehLebih dari Sekadar Animasi: Makna Spiritual Mendalam yang Tersimpan dalam Film Jumbo
Ya, kamu nggak salah baca. Kalau dulu Amerika dan China ribut soal baja, semikonduktor, dan produk pertanian, sekarang mereka mulai mainnya ke ranah hiburan. Serius banget ya, perang dagang zaman sekarang. Bukan cuma dompet yang kena, tapi juga popcorn!
“No More Hollywood”, Balas Dendam Lewat Bioskop
Baru-baru ini, China mengumumkan rencana untuk mengurangi jumlah film Hollywood yang ditayangkan di dalam negeri. Alasannya?
Tentu saja versi resmi bilang karena “selera penonton lokal sudah berubah” dan ingin “menumbuhkan industri film nasional.” Tapi mari kita jujur, ini kayak kamu unfollow mantan tapi bilangnya “lagi mau fokus ke diri sendiri.”
Faktanya, langkah ini muncul tak lama setelah pemerintahan Trump (ya, Trump balik lagi kayak villain film superhero) mengumumkan kenaikan tarif atas produk-produk China. Daripada bikin tarif balasan, China kayaknya mikir, “Ngapain ribet? Kita ban aja Spiderman, selesai perkara.”
Kebayang nggak ekspresi para produser Hollywood ketika tahu film mereka mungkin gak bisa tayang di pasar kedua terbesar di dunia?
“Bro, kita udah CGI Godzilla sampai meledak gedung-gedung buat penonton China, eh sekarang malah diboikot?”
Bahkan Barbie pun ikutan was-was, setelah sukses memecah rekor box office global dia kini dihadapkan pada kemungkinan terburuk yakni gagal debut di Shanghai. Meanwhile, Fast & Furious yang biasanya laris manis di Tiongkok kini harus ngebut cari pasar lain. Mungkin di Antartika?