Pendapatan Tergerus, Aliansi Online Cirebon Tuntut Keadilan di Kantor Grab dan Balai Kota Cirebon

Pendapatan Tergerus, Aliansi Online Cirebon Tuntut Keadilan di Kantor Grab dan Balai Kota Cirebon
TUNTUT HAK. Driver ojek online yang tergabung dalam Aliansi Online Cirebon Bersatu turun ke jalan menuntut keadilan tarif di kantor layanan Grab di CSB Mall. FOTO: ISTIMEWA/RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON, RAKCER.ID – Ratusan driver ojek online (ojol) dari Aliansi Online Cirebon Bersatu turun ke jalan pada Selasa (15/4), menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Kota Cirebon dan kantor layanan Grab yang berlokasi di CSB Mall.

Aksi yang bertujuan menuntut keadilan tarif dan pengurangan potongan penghasilan ini sempat diwarnai kericuhan akibat saling dorong dengan petugas keamanan ketika massa mencoba memaksa masuk ke kantor Grab di CSB Mall.

Petugas keamanan menghadang, sehingga terjadi aksi saling dorong. Tak hanya aksi saling dorong, beberapa driver juga sempat membakar ban bekas yang mengakibatkan kobaran api dan asap tebal di sekitar kantor Grab Kota Cirebon.

Baca Juga:Satpol PP Kota Cirebon Mulai Tertibkan PKL Bima Jadi Bentuk Sinergi Pemerintah Kota CirebonKepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung dan Walikota Cirebon Tegaskan Kota Cirebon Tak Bisa Bebas Total dari Banjir

Setelah mendatangkan kantor Grab Kota Cirebon dan nihil penjelasan, akhirnya, massa melanjutkan aksinya ke depan gedung Balai Kota Cirebon.

Saat berada di depan Gedung Balai Kota Cirebon, Koordinator aksi, Tryas Muhammad Purnawarman, menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap pemerintah daerah Kota Cirebon dan anggota DPRD Kota Cirebon yang tidak hadir untuk mendengarkan aspirasi para driver ojol.

“Kami kecewa, kecewa berat. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau menemui kami di tengah perjuangan ini,” ujarnya dengan nada geram.

Massa aksi menuntut dua hal utama, Pertama pengurangan potongan pendapatan oleh aplikator dari 20% menjadi 10%,

Kedua, penghapusan fitur “Grab Hemat” yang dinilai melanggar Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor PM 12 Tahun 2019 terkait batas tarif minimum sebesar Rp8.000.

“Aplikator hanya menyediakan aplikasi, tapi semua beban operasional ditanggung oleh kami para mitra,” tegas Tryas.

Salah satu driver ojol, Andri, mengungkapkan bahwa pendapatan driver semakin tergerus.

Baca Juga:Penuhi Janji ke Pramono Anung, Azrul Ananda Gowes Surabaya-Jakarta dan Undang Main Basket di DBL FestivalDemi Anak, Seorang Ayah Perjuangkan Hak Asuh Anak hingga Tahap Kasasi PERLAWANAN

“Bayangkan, tarif termurah Grab Hemat cuma Rp8.500, tapi kami cuma dapat Rp8.075 dikalikan 7 orderan, hasilnya Rp56.000. Tapi mitra tetap disuruh bayar iuran. Kalau nggak bayar, orderan diputus,” katanya.

Andri juga mengaku saat ini driver hanya mendapatkan sekitar 7–8 orderan per hari.

Dengan potongan yang disebutkan bisa mencapai 30% dari total penghasilan, para pengemudi merasa semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Menanggapi aksi ini, Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon, Andi Armawan, menyampaikan keprihatinannya.

0 Komentar