Penolakan Israel terhadap usulan Hamas memang bisa dipahami secara strategis, tetapi dalam kacamata kemanusiaan, keputusan tersebut memperpanjang siklus penderitaan yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa.
Dunia internasional pun kembali diperhadapkan pada pilihan: terus membiarkan kebuntuan ini berlangsung, atau mendesak kedua belah pihak untuk duduk bersama, tidak hanya demi sandera dan tahanan, tetapi demi kehidupan yang lebih luas.
Konflik Gaza-Israel bukan lagi sekadar soal peta dan politik, melainkan cermin kelumpuhan nurani global dalam menyelamatkan satu generasi dari trauma dan kehancuran.
Baca Juga:Gagal Sepakat! Israel Tolak Tawaran Gencatan Senjata 5 Tahun dari Hamas Meski Sandera Dijanjikan Bebas TotalMengejutkan! Hasan Nasbi Mundur dari PCO, Sebut Sudah Saatnya Menepi ke Kursi Penonton
Selama tawaran damai terus dijegal dan penderitaan dianggap biasa, maka perdamaian di Timur Tengah akan tetap menjadi janji kosong yang tak kunjung ditepati.