CIREBON, RAKCER.ID – Para pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini menggantungkan hidup di kawasan Sukalila, Kota Cirebon, menyatakan legawa jika ada kebijakan dari pemerintah untuk melakukan penertiban bangunan di sepanjang sempadan sungai.
Namun, tentu saja dengan catatan. Mereka menekankan pentingnya relokasi yang jelas serta jaminan agar tetap bisa mencari nafkah dari usaha yang sudah dijalani selama puluhan tahun.
Pemerintah Kota Cirebon saat ini tengah merencanakan sosialisasi penertiban terhadap bangunan-bangunan liar yang berdiri di sepanjang bantaran Sungai Sukalila. Sebagian besar bangunan itu digunakan oleh pedagang yang menjual pigura, kaca, dan bingkai foto.
Baca Juga:20 Atlet Karate Kota Cirebon Berlaga di Seleksi BK Porprov BandungGenjring Dog-dog Tetap Berdentum di Cirebon Meski Minim Atraksi
Kebijakan tersebut langsung disambut berbagai tanggapan dari para pedagang. Meskipun sebagian besar menerima dengan lapang dada, mereka berharap pemerintah tidak hanya melakukan penertiban semata, tetapi juga menyiapkan tempat relokasi yang layak dan strategis.
Joko, salah satu pedagang yang sudah berjualan sejak 2006, mengaku tidak menolak penataan. Namun, ia menyoroti kurangnya tindakan nyata dari pemerintah dalam berbagai rencana penertiban sebelumnya.
“Dari dulu cuma sosialisasi-sosialisasi, gak ada gebrakan nyata. Kita ini sudah berdagang puluhan tahun. Kalau dibongkar, mau ditempatin di mana? Jangan asal pindah aja,” ujarnya.
Dia menambahkan, para pedagang meminta pemerintah tidak hanya menggelar sosialisasi, tetapi juga memberikan solusi konkret. Seperti bantuan biaya pindah, penyediaan fasilitas usaha yang memadai, hingga dukungan promosi agar usaha mereka tetap berjalan.
“Kalau pemerintah mau sosialisasi doang sih ok, mangga. Tapi kalau dipindah dan dilakukan penataan, ya mohon maaf harus ada solusinya. Misal biaya pindah gitu. Gak hanya sosialisasi-penertiban-lalu kita (pedagang) dilupakan,” tambah dia.
Senada dengan Joko, Tole, pedagang lain juga mengungkapkan keraguannya terkait lokasi relokasi seperti Pasar Balong dan Gedung GTC. Menurutnya, tempat tersebut belum tentu bisa menarik pembeli seperti di kawasan Sukalila.
“Kita ini dagang bingkai, orang datang ke Sukalila karena sudah jadi pusatnya. Kalau dipindah, belum tentu laku. Kalau sebulan dua bulan gak ada yang beli, terus gimana nasib kita?” ucapnya.