CIREBON, RAKCER.ID – Di tengah rutinitas dan kesibukan hidup, masih ada sosok yang memilih berjalan perlahan, mendengarkan suara-suara kecil yang kerap terabaikan.
Salah satunya adalah Pungki Handoyo, mantan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon, yang menunjukkan kepedulian tulus terhadap anak-anak korban kekerasan dan pelecehan.
Anak-anak tersebut saat ini ditampung di Rumah Aman milik Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Cirebon, tempat perlindungan sementara bagi mereka yang tengah menjalani masa pemulihan dari luka fisik dan psikis akibat kekerasan yang mereka alami.
Baca Juga:Siti Farida Launching Ruang Lapor Warga, Warga Bisa Curhat Langsung di Hari JumatDana PMT Belum Cair, Kader Posyandu dan Posbindu di Kota Cirebon Nombok
Namun Pungki tidak sekadar menaruh empati dari kejauhan. Ia datang langsung, membawa berbagai bantuan kebutuhan pokok seperti makanan, perlengkapan kebersihan, hingga kebutuhan sehari-hari lainnya. Baginya, kehadiran nyata jauh lebih penting daripada hanya ucapan simpatik.
“Saya hanya ingin mereka tahu, bahwa di luar sana masih ada orang yang peduli. Mereka tidak sendiri,” ujar Pungki, yang kini menjabat sebagai Kepala Imigrasi Kelas I TPI Palu, saat menyambangi Rumah Aman KPAID Cirebon, Minggu (11/5/2025).
Langkah kecil namun penuh makna ini mendapat sambutan hangat dari pihak KPAID. Ketua KPAID Cirebon, Fifi Sofiah, menyampaikan apresiasinya terhadap ketulusan hati Pungki yang tak hanya hadir sebagai donatur, tetapi juga sebagai sosok yang membawa harapan dan semangat hidup baru bagi anak-anak di rumah aman.
“Anak-anak ini sedang dalam proses pemulihan secara fisik dan psikis. Dukungan dari masyarakat, seperti yang dilakukan Pak Pungki, sangat berarti bagi mereka,” kata Fifi.
Kehadiran Pungki menjadi bukti bahwa di tengah dunia yang sibuk dan sering abai terhadap penderitaan orang lain, masih ada individu yang memilih untuk melihat lebih dekat, mendengarkan, dan bertindak. Tidak untuk pencitraan, tetapi karena keyakinan bahwa setiap anak berhak tumbuh dalam pelukan kasih, bukan dalam bayang-bayang trauma.
Aksi kepedulian seperti ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lebih banyak pihak, baik masyarakat umum maupun pejabat, untuk turut serta memberikan perhatian dan dukungan kepada anak-anak yang membutuhkan. Karena setiap tangan yang terulur, sekecil apa pun, bisa menjadi harapan besar bagi masa depan mereka.