Sebagai upaya preventif, Dinkes juga sudah menginstruksikan kepada seluruh puskesmas, untuk memperkuat gerakan PSN plus di masyarakat.
Karena selain fogging, PSN menjadi upaya yang paling ampuh dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk, yang menyebabkan DBD.
“Fogging menimbulkan residu, karena bahan kimia. Seluruh puskesmas sudah diarahkan untuk memaksimalkan PSN plus, gerakan-gerakan jumsih dimaksimalkan,” ujarnya.
Baca Juga:Kodim 0614 Kota Cirebon Gelar Pelatihan Bela Negara bagi Mahasiswa UMADA CirebonKorban Pelecehan Seksual Disabilitas di Cirebon Akan Jalani Terapi Psikis dari Komnas Perlindungan Anak
Bahkan, ditambahkan dr Maria, untuk upaya preventif jangka panjang, Dinkes tengah mempersiapkan program intervensi secara langsung terhadap nyamuk Aedes Aegypti.
Diwacanakan, pada tahun 2025 ini, Dinkes yang masih menunggu instruksi lebih lanjut dari pemerintah pusat, akan melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang sudah diberikan bakteri Wolbachia.
Bakteri Wolbachia ditranslokasikan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti dan menghambat replikasi virus dengue, sehingga mengurangi kemampuan nyamuk untuk menularkan penyakit tersebut.
Wolbachia sendiri adalah bakteri simbiotik yang terdapat pada banyak serangga, termasuk nyamuk, meskipun tidak secara alami pada Aedes aegypti. Itu akan menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk, sehingga nyamuk tidak dapat menularkan virus tersebut ke manusia saat menggigit.
“Kita sudah mewacanakan akan melepaskan nyamuk Aedes Aegypti yang suah mengandung Wolbachia, ini aman untuk manusia. Jadi melawan nyamuk dengan nyamuk,” imbuhnya. (sep)