CIREBON,RAKCER.ID – Presiden El Salvador, Nayib Bukele, telah menarik perhatian dunia dengan langkah berani dalam mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah.
Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini, Bukele mengungkapkan bahwa cadangan Bitcoin negara tersebut kini mencapai US$644 juta, dengan profit yang belum direalisasikan sebesar US$357 juta.
Ini merupakan langkah signifikan bagi El Salvador, yang menjadi negara pertama di dunia yang mengakui Bitcoin sebagai mata uang resmi.
Baca Juga:Metaplanet Borong 1.004 Bitcoin, Kini Kuasai 0,03% Total PasokanBitcoin Dekati Rekor Tertingginya, Arus Masuk Dari Mana?
Simak Ulasan Lengkap Tentang Presiden El Salvador
Keputusan Bukele untuk mengadopsi Bitcoin pada September 2021 menuai berbagai reaksi.
Pendukungnya berargumen bahwa langkah ini dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan di negara yang memiliki tingkat bankarisasi rendah.
Dengan lebih dari 70% populasi tidak memiliki akses ke layanan perbankan, Bitcoin diharapkan dapat memberikan alternatif bagi masyarakat untuk melakukan transaksi dan menyimpan nilai.
Namun, kebijakan ini juga menghadapi kritik. Banyak ekonom dan analis memperingatkan bahwa volatilitas harga Bitcoin dapat menimbulkan risiko besar bagi perekonomian negara.
Sejak adopsi Bitcoin, harga cryptocurrency ini telah mengalami fluktuasi yang signifikan, yang dapat berdampak pada stabilitas ekonomi El Salvador.
Selain itu, ada kekhawatiran tentang transparansi dan penggunaan dana publik yang dialokasikan untuk membeli Bitcoin.
Meskipun demikian, Bukele tetap optimis. Ia percaya bahwa investasi dalam Bitcoin akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi negara.
Baca Juga:Manfaat Utama Nivea Body Serum Super 10Likuidasi Tembus US$500 Juta Kala Bitcoin Sentuh US$107.000
Dalam beberapa kesempatan, ia juga menekankan bahwa keuntungan dari cadangan Bitcoin dapat digunakan untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan sosial yang penting bagi masyarakat.
Dengan langkah ini, El Salvador menjadi laboratorium global untuk eksperimen cryptocurrency, dan dunia akan terus mengamati bagaimana kebijakan ini akan mempengaruhi perekonomian dan masyarakatnya dalam jangka panjang. (*)