Quarter Life Crisis: Saat Hidup Serasa Buntu di Usia 20-an, Begini Cara Bangkit Tanpa Overthinking

Quarter Life Crisis: Saat Hidup Serasa Buntu di Usia 20-an, Begini Cara Bangkit Tanpa Overthinking
Quarter Life Crisis saat usia 20 tahunan. Foto: Pinterest/rakcer.id
0 Komentar

Belajar desain grafis? Bisa. Coba nulis cerita? Kenapa enggak. Belajar bahasa asing? Go for it.Dengan membuka diri pada hal baru, kamu bukan cuma menambah skill—tapi juga membuka pintu pada kemungkinan baru yang selama ini nggak kamu sadari.

4. Hidupmu Sama Saja Dengan Aturanmu

Salah satu jebakan quarter life crisis adalah terlalu sibuk menyenangkan ekspektasi orang lain. Orang tua maunya kamu PNS, teman-teman sudah punya bisnis, tetangga bilang kamu harus segera nikah.

Tapi tunggu sebentar ini hidupmu, bukan mereka.

Ambil waktu untuk benar-benar menyusun ulang nilai-nilai hidupmu. Apa yang kamu anggap penting? Apa yang bikin kamu merasa hidup? Jangan ragu buat jadi ‘berbeda’, selama itu adalah jalan yang kamu yakini. Kamu tidak dilahirkan untuk memenuhi ekspektasi semua orang.

5. Daripada Kebanyakan Mikir, Mendingan Lakuin Aja

Baca Juga:Cuma Tambah Sedikit Dekorasi, Kamar Mandi Kamu Bisa Jadi Spot Foto Aesthetic!11 Inspirasi Dinding Glass Block Minimalis, Solusi Elegan untuk Rumah Lebih Estetik dan Hemat Energi

Overthinking adalah hobi resmi anak usia 20-an. Sayangnya, makin dipikirin, makin pusing, tapi nggak juga ada hasil. Pikiran seperti “Kalau aku gagal gimana?”, “Kenapa dia bisa, aku nggak?” hanya akan memperlambatmu.

Alih-alih larut dalam kekhawatiran, mulai dari tindakan kecil. Kirim CV. Coba daftar volunteer. Coba bangun pagi dan jalan kaki 15 menit. Baby steps count.

Daripada stuck mikirin langkah ke-100, lebih baik fokus ke langkah pertama. Karena semua perubahan besar selalu dimulai dari keputusan kecil yang kamu ambil hari ini.

Quarter life crisis bukan pertanda kamu gagal. Justru, ini sinyal bahwa kamu sedang berproses untuk menemukan jati diri. Jangan buru-buru merasa tersesat. Jalan hidup nggak selalu lurus dan itu normal.

Anggap saja ini momen reboot hidupmu. Dan siapa tahu, kelak kamu akan berterima kasih pada dirimu hari ini yang berani bangkit, meski pelan-pelan.

0 Komentar