CIREBON,RAKCER.ID – Perusahaan fintech asal Indonesia, DigiAsia, mengumumkan rencana ambisius untuk mengalokasikan dana sebesar US$100 juta guna membentuk cadangan Bitcoin strategis.
Langkah ini mencerminkan semakin meningkatnya adopsi aset kripto di kalangan perusahaan teknologi dan keuangan.
Simak ulasan lengkap tentang DigiAsia
CEO DigiAsia, Prashant Gorkan, menjelaskan bahwa strategi ini ditujukan untuk menciptakan struktur keuangan yang lebih stabil dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
Baca Juga:Danantara Pertimbangkan Akuisisi GoTo Jika Merger dengan Grab TerjadiMetaplanet Targetkan US$5,3 Miliar untuk Beli Ratusan Ribu Bitcoin
Menurutnya, Bitcoin akan berperan sebagai instrumen lindung nilai sekaligus sumber potensi keuntungan yang dapat memperkuat neraca keuangan perusahaan.
Dalam proses pengumpulan dana, DigiAsia menunjuk D. Boral Capital sebagai agen penempatan eksklusif.
Dana tersebut akan digunakan untuk membeli dan menyimpan Bitcoin sebagai bagian dari strategi treasury perusahaan.
Tak hanya itu, DigiAsia juga menyatakan komitmen untuk mengalokasikan hingga 50% dari laba masa depannya ke dalam investasi aset digital.
Perusahaan juga berencana memperluas layanan pembayaran menggunakan kripto, serta menyediakan konversi fiat-ke-crypto bagi penggunanya.
Kabar ini langsung mendapat respons positif dari pasar. Harga saham DigiAsia yang terdaftar di bursa Nasdaq melonjak hingga 40% hanya dalam sehari.
Dalam sebulan terakhir, saham perusahaan telah mencatat kenaikan spektakuler sebesar 260%.
Langkah DigiAsia ini menjadikannya salah satu perusahaan fintech regional pertama yang secara terbuka mengintegrasikan Bitcoin dalam strategi keuangan jangka panjang.
Baca Juga:Meta dan Anduril Kembangkan Helm Militer Canggih Berbasis AI dan VRAksi Beli Institusi Bisa Picu Penurunan Tajam Bitcoin
Selain sebagai bentuk diversifikasi aset, ini juga mencerminkan meningkatnya kepercayaan institusional terhadap masa depan crypto sebagai bagian dari sistem keuangan global. (*)