CIREBON,RAKCER.ID – Perusahaan penerbit stablecoin terbesar di dunia, Tether, mencatatkan kepemilikan cadangan emas fisik yang luar biasa, mendekati angka 80 ton.
Berdasarkan data terbaru dari Trading Economics, total cadangan emas Tether kini lebih besar dari yang dimiliki oleh Indonesia, yang berada di angka 78,57 ton.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Cadangan Emas Tether
Dengan pencapaian ini, Tether secara mengejutkan telah menempatkan dirinya di jajaran pemilik emas terbesar di dunia, sejajar dengan negara-negara seperti Australia, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga:Dominasi Pasar AS Bisa Berpindah ke Huawei Akibat Pembatasan EksporShopify Tambahkan Opsi Pembayaran USDC, Permudah Transaksi Global
Fakta ini menjadi sorotan tajam, mengingat Tether bukanlah negara melainkan perusahaan swasta di sektor kripto, dan seluruh pendapatannya berasal dari aktivitas transaksi stablecoin USDT.
Menurut laporan keuangan, Tether mencetak pendapatan fantastis sepanjang tahun lalu, yakni sebesar US$13 miliar.
Sementara itu, pada kuartal pertama tahun ini saja, perusahaan ini sudah mengantongi keuntungan sekitar US$1 miliar.
Pendapatan ini kemudian diinvestasikan ke berbagai instrumen, termasuk obligasi pemerintah AS, Bitcoin (BTC), dan emas fisik.
Langkah Tether mengakumulasi emas menunjukkan strategi diversifikasi aset yang agresif dan konservatif di saat yang bersamaan.
Selain menjaga stabilitas nilai cadangan untuk mendukung USDT, kepemilikan emas juga dinilai sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian pasar dan potensi fluktuasi mata uang fiat.
Fenomena ini menandai babak baru dalam lanskap keuangan global, di mana entitas swasta berbasis kripto kini dapat menyaingi bahkan melampaui kekuatan moneter negara berkembang.
Baca Juga:CIA Ungkap Peran Bitcoin dalam Operasi Intelijen, Sentuh Kepentingan NasionalPria Ini Menyesal Jual 1.700 Bitcoin, Kini Bernilai Rp3 Triliun
Kepemilikan emas dalam jumlah besar oleh Tether menandakan bahwa aset digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga kini menjadi bagian integral dari ekosistem ekonomi global. (*)