Indonesia Menduduki Posisi Kedua dengan Pengangguran 7,28 Juta

Pengangguran
Indonesia Menduduki Posisi Kedua dengan Pengangguran 7,28 Juta. Foto: Pinterest - RAKCER.ID
0 Komentar

CIREBON,RAKCER.ID – Menurut laporan terbaru dari International Monetary Fund (IMF), Indonesia kini berada di posisi kedua dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia, hanya setelah China.

Saat ini, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai sekitar 7,28 juta orang.

Angka ini juga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di kawasan C, yang tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat.

Simak Ulasan Lengkap Tentang Pengangguran 7,28 Juta

Proyeksi untuk tingkat pengangguran di Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun 2025, angka ini diperkirakan akan mencapai 5%, meningkat dari 4,9% pada tahun 2024. Selanjutnya, diprediksi akan naik menjadi 5,1% pada tahun 2026.

Baca Juga:Donald Trump Menghasilkan Puluhan Juta Dolar dari CryptocurrencySentimen Investor Terbelah, ETF Ethereum Alami Arus Keluar Rp35 Miliar

Di sisi lain, tingkat pengangguran di China juga diperkirakan akan mengalami peningkatan, dengan proyeksi mencapai 5,1% antara tahun 2024 hingga 2026.

Hal ini menunjukkan bahwa tantangan pengangguran bukan hanya masalah lokal, tetapi juga merupakan isu global yang memerlukan perhatian bersama.

Data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2025 menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,06% dibandingkan dengan TPT pada Februari 2024, yang kini berada di angka 4,76%.

Meskipun ada penurunan, tantangan besar masih dihadapi, terutama oleh generasi muda.

Generasi Z, yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2025, menjadi kelompok yang paling terdampak oleh pengangguran di Indonesia, dengan sekitar 70% dari total pengangguran di negara ini per Agustus 2024.

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, mengungkapkan bahwa kelompok usia 19-24 tahun mencatat angka pengangguran tertinggi.

Lebih lanjut, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencatat angka pengangguran tertinggi, diikuti oleh lulusan SMA, SD, Diploma, dan Sarjana.

Baca Juga:BlackRock Borong Ribuan Bitcoin dalam Seminggu, Pasokan Harian Tak Mampu MengimbangiSharpLink Gaming Jadi Pemegang Ether Terbesar Setelah Borong US$463 Juta Token

Yassierli menekankan bahwa tingginya angka pengangguran ini sebagian besar disebabkan oleh ketidaksesuaian antara jurusan yang dipilih dengan kebutuhan pasar kerja.

Oleh karena itu, penting bagi para pelajar dan mahasiswa untuk mempertimbangkan dengan cermat pilihan jurusan mereka agar dapat meningkatkan peluang kerja di masa depan. (*)

0 Komentar