CIREBON,RAKCER.ID – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara terbuka menolak pernyataan mantan anggota kongres dan kepala intelijen sementara, Tulsi Gabbard, terkait program nuklir Iran.
Dalam wawancara terbaru, Gabbard menyatakan bahwa Iran tidak menunjukkan ancaman langsung dalam pengembangan senjata nuklir, sebuah pernyataan yang segera dibantah keras oleh Trump.
Simak Ulasan Lengkap Tentang Trump Tolak Pernyataan Gabbard
Menurut Trump, komentar Gabbard “sangat naif” dan “berbahaya bagi keamanan nasional”.
Baca Juga:Iran dan Israel Luncurkan Serangan Baru setelah Tehran Tolak Dialog NuklirInvestasi Bitcoin Meningkat di Jepang, Perusahaan Hadapi Lemahnya Yen
Ia menegaskan bahwa Iran terus menjadi ancaman besar bagi stabilitas Timur Tengah, dan bahwa pemerintahannya dahulu telah mengambil langkah kerasseperti menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 (JCPOA)—untuk menekan ambisi nuklir Tehran.
“Saya tidak setuju dengan apa yang dia katakan. Iran tidak bisa dipercaya, dan dunia tahu itu,” ujar Trump dalam pernyataan resminya pada Jumat (20/06).
Ia menambahkan bahwa pendekatan lunak terhadap Iran hanya akan membuka celah bagi negara tersebut untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir.
Pernyataan Gabbard sebelumnya menuai pro-kontra, di mana sebagian pihak melihatnya sebagai upaya memperlunak ketegangan dan mendorong solusi diplomatik.
Namun, kalangan konservatif menilai pandangannya terlalu lemah dan tidak mencerminkan realitas ancaman yang dihadapi sekutu AS di Timur Tengah, khususnya Israel.
Situasi ini kembali memperlihatkan perpecahan pandangan dalam lingkaran politik konservatif AS menjelang pemilihan presiden 2024, khususnya terkait kebijakan luar negeri terhadap Iran.
Trump sendiri terus mendorong kebijakan tekanan maksimum, sementara sebagian mantan sekutunya kini mulai menyuarakan alternatif yang lebih diplomatis. (*)