CIREBON, RAKCER.ID– Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu ketegangan baru di Timur Tengah dengan memerintahkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu.
Ini menjadi serangan terbuka pertama AS terhadap Iran sejak Revolusi Islam 1979.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Minggu (15/6/2025) lalu yang menyebut tindakan AS telah melanggar “garis merah besar”. Iran pun mengancam menutup Selat Hormuz, jalur utama ekspor minyak dunia.
Baca Juga:"Tidak Dibenarkan!" Putin Murka, Kecam Serangan AS ke IranBrand Ecoprint Halal Yumana Asal Cirebon Disambut Menteri Perdagangan, Siap Guncang Pasar Dunia!
Penutupan Selat Hormuz berpotensi memicu lonjakan harga energi global. Menurut laporan, parlemen Iran telah menyatakan dukungan atas rencana tersebut, namun keputusan final ada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Ketegangan meningkat sejak Israel melancarkan serangan mendadak ke wilayah Iran.
Washington kini juga menghadapi kritik dari Rusia dan Cina atas serangan yang dianggap berbahaya dan dapat memicu perang lebih luas di kawasan.