“Saya mendapat pernyataan yang penuh kemarahan, kebencian, dan rasa jijik. Maka, saya langsung menghentikan seluruh proses terkait pelonggaran sanksi dan agenda lain,” tegas Trump.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menegaskan bahwa opsi serangan militer terhadap Iran tetap terbuka, termasuk kemungkinan pemboman lanjutan terhadap fasilitas nuklir Iran apabila situasi dinilai mengharuskan.
“Tentu saja. Tanpa ragu, benar-benar mungkin,” ujarnya ketika ditanya oleh jurnalis.
Baca Juga:Double Cleansing : Wajib atau Cuma Tren? Pahami Dulu Sebelum Ikutan!Juni Penuh Kejutan! 7 Produk Makeup Terbaru yang Bikin Cantik Enthusiast Auto Kalap!
Trump juga menyerukan agar Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atau lembaga kredibel lainnya diberikan akses untuk melakukan inspeksi ke situs-situs nuklir Iran yang baru saja dibombardir.
Namun demikian, Iran tampaknya tidak akan dengan mudah mengizinkan hal tersebut. Parlemen Iran telah menyetujui keputusan untuk menangguhkan inspeksi oleh IAEA sejak 13 Juni, yakni saat serangan Israel dimulai.
Araqchi juga mengindikasikan bahwa Teheran kemungkinan besar akan menolak permintaan kunjungan dari kepala IAEA, Rafael Grossi.
Meski demikian, Trump menyatakan bahwa Iran masih menunjukkan keinginan untuk berdiskusi mengenai langkah-langkah ke depan.
Pihak Gedung Putih, pada Kamis lalu, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada pertemuan yang dijadwalkan antara perwakilan Amerika Serikat dan delegasi Iran.