CIREBON,RAKCER.ID – Pemerintah Ethiopia tengah menghadapi kekhawatiran serius terkait ketersediaan pasokan listrik nasional.
Dalam laporan Ethiopian Energy Outlook 2025, disebutkan bahwa pasokan listrik diproyeksikan tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional akibat melonjaknya aktivitas penambangan kripto, terutama Bitcoin (BTC).
Simak ulasan lengkap tentang Lonjakan Penambangan Crypto
Laporan tersebut mencatat bahwa para penambang kripto diperkirakan akan mengkonsumsi hampir sepertiga dari total pasokan listrik Ethiopia sepanjang tahun 2025.
Baca Juga:Pasangan Asal AS Nekat Keliling Dunia Hanya Gunakan BitcoinReview Safi White Expert Purifying Cleanser 2 in 1 Cleanser & Toner
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena dapat mengganggu akses listrik bagi masyarakat umum yang masih sangat terbatas.
Saat ini, hanya sekitar 25% wilayah daratan Ethiopia yang teraliri listrik, sementara sekitar 68% penduduk tinggal kurang dari lima kilometer dari jaringan listrik namun belum memiliki akses langsung.
Permasalahan ini menimbulkan perdebatan mengenai prioritas penggunaan energi nasional.
Dalam laporan resminya disebutkan, “Karena permintaan dan pasokan sangat ketat, masih menjadi pertanyaan apakah listrik dapat digunakan lebih baik untuk ekspor, elektrifikasi umum, atau penggunaan produktif lainnya seperti pemompaan air untuk pertanian, di mana generator diesel masih digunakan secara luas.”
Para analis menyoroti bahwa meningkatnya penggunaan energi untuk penambangan Bitcoin bisa memperlambat ekspansi akses listrik ke daerah pedesaan, yang sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan ekonomi dan sektor pertanian.
Selain itu, Ethiopia memiliki potensi besar di sektor energi terbarukan, namun tantangan distribusi dan infrastruktur masih menjadi hambatan utama.
Kondisi ini mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk meninjau ulang kebijakan energi dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari aktivitas penambangan kripto terhadap kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional. (*)